PAMOR
Pamor merupakan hiasan
atau motif atau ornamen yang terdapat pada bilah tosan aji (Keris, Tombak,
Pedang atau Wedung dan
lain lainnya). Hiasan ini dibentuk bukan karena diukir atau diserasah (Inlay)
atau dilapis tetapi
karena teknik tempaan yang menyatukan beberapa unsure logam yang berlainan.
Teknik tempa ini sampai
saat ini hanya dikuasai oleh para Empu dari wilayah Nusantara dan
sekitarnya saja (Malaysia , Brunei ,
Philipina dan Thailand )
walau ada yang berpendapat asal teknik ini
dari Tibet atau Nepal , tetapi pendapat tersebut
tidak beralasan sama sekali.
Diluar wilayah
Nusantara dan sekitarnya biasanya hanya dikenal teknik Inlay saja seperti
pedang dari
nya tidak ada sama
sekali.
karena tanpa sengaja
sewaktu dibuat pedang tersebut tercampur beberapa logam lainnya yang
mengakibatkan timbulnya
pamor tersebut, kadangkala munculnya pamor tersebut setelah pedang
tersebut berumur
ratusan tahun.
Ini pula yang mungkin
menjadi dasar Empu diwilayah Nusantara (Khususnya Jawa) yang mengolah
cara pencampuran
berbagai logam sehingga terbentu pamor yang indah dan bernilai seni tinggi.
Bahan pamor ini oleh
kebanyakan penulis dari barat dikatakan dari bahan Nikel, padahal ini salah
sama sekali karena
berdasarkan penelitian oleh Bapak. Haryono Aroembinang MSc (alm) dan
beberapa ahli di BATAN
Jogjakarta didapat bukti bahwa bahan itu adalah Titanium, suatu bahan yang
baru pada abad 20
digunakan sebagai bahan pelapis kendaraan angkasa luar, padahal empu kita
sudah menggunakannya
dari dulu. Ini diterangkan sebagai berikut, ketika meteor masuk ke atmosfir
bumi maka sebagian
besar bahan tembaga, besi, nikel, timbel, kuningan terbakar hancur dan hanya
titanium yang bertahan
sampai bumi. Bahan baku
pamor dahulu dibuat dari meteor yang terdapat
dibumi sehingga keris
jaman dulu banyak mengandung Titanium dan beratnya juga ringan.
Terkenal dulu bahan
pamor dari Luwu, Sulawesi Selatan yang dibawa oleh pedagang dari Bugis.
Bahan Pamor yang paling
terkenal adalah Pamor Prambanan, saat ini ada di Kraton Surakarta diberi
nama Kanjeng Kyai Pamor
dan ukurannya sekarang tinggal sekitar 60x60x80 Cm sebesar meja kecil
karena sudah banyak
digunakan empu membuat karis pesanan dari Kraton.
Setelah bahan meteorit
susah didapat, barulah bahan Nikel digunakan, sehingga keris saat ini bobot
nya biasanya lebih
berat dari keris kuno.
PAMOR MLUMAH, PAMOR
MIRING.
Dilihat dari cara
pembuatannya sebetulnya hanya dua cara pembuatan Pamor yang baik yaitu Mlumah
dan Miring. Pamor
mlumah adalah lapisan-lapisan pamornya mendatar sejajar dengan permukaan
tosan aji sedangkan
pamor miring lapisan pamornya tegak lurus permukaan bilah.
pembuatannya sangat
sulit, lebih sulit dari pembuatan pamor miring.
Pamor Mlumah biasanya
bermotif Beras Wutah, Ngulit Semangka, Satria Pinayungan, Udan Mas,
Wulan-wulan dan
sebagainya, sedangkan Pamor Miring umumnya motif Adeg, Batu Lapak, Sodo
Saeler, Tumpuk dll.
Kesan Pamor Miring agak kasar bila diraba bilahnya dan nyekrak dibanding pamor
mlumah.
Apabila lipatannya
banyak, baik di pamor mlumah atau miring, maka hasilnya kemungkinan akan
menjadi pamor luluhan, praktis pamor dan besi sudah “menyatu” walau tidak
terlalu homogen, ini akan terlihat dengan menggunakan kaca pembesar.
Pamor luluhan yang
gampang terlihat antara lain di keris buatan Empu Pitrang dijaman Blambangan,
diantara pamor Adeg pada beberapa bagian bilah tampak pamor luluan yang sepintas
seperti pamor Nggajih.
Kalau lipatannya lebih
banyak lagi seperti buatan Empu Pangeran Sedayu maka pamor luluhan ini
tidak tampak dengan
mata telanjang dan sangat kecil atau tiad mungkin kena karat karena
menyatunya bahan pamor
dengan bahan besinya.
Cara lainnya.
pamor ke bilah,
biasanya bukan dari batu meteorit tetapi logam yang titik leburnya lebih rendah
dari besi, caranya dengan menuangkan bahan tersebut yang cair kebilah besi yang
membara kemudian dioleskan dengan ujung mancung (kelopak bunga) kelapa sebelum
bahan cair tersebut mengeras dan dibuat pamor yang dikehendaki si Empu.
Hasilnya umumnya kasar bila diraba dan pamor ini disebut Ngintip (dari
Intip/Kerak nasi). Cara ini hanya digunakan Empu luar keraton, empu Desa atau disebut
juga empu Njawi. Ada
lagi cara membuat pamor dengan menyiramkan bahan pamor cair ke bilah membara
dari pangkal keris keujungnya, pamornya dinamakan Nggajih karena menyerupai
lemak.
PAMOR REKAN dan PAMOR
TIBAN.
Sewaktu membuat keris,
Sang Empu berpasrah diri kepada Tuhan YME dan menyerahkan saja
bagaimana bentuk pamor
yang terjadi maka biasanya pamor yang timbul disebut pamor Tiban,
sedangkan bila selama
pembuatan direka oleh sang Empu maka pamor yang terjadi disebut pamor rekan. Pamor
rekan sering juga gagal dalam pembuatannya, misal sang empu ingin membuat pamor
Ron Genduru tetapi jadinya malah Ganggeng Kanyut. Sebenarnya agak sulit membedakan
mana pamor rekan atau tiban karena bisa dilihat dari sudut pandang yang berbeda-beda.
PAMOR MUNGGUL
Banyak yang menganggap
pamor ini pamor titipan, selain itu banyak yang menganggap ini sebagai pamor
tiban karena tidak bisa dibuat secara sengaja. Pamor ini seperti bisul menonjol
sekitar 1 mm diatas permukaan bilah umumnya berbentuk lingkaran, baik bulat
atau lonjong tetapi ada yang berbentuk gambar membujur lancip panjang. Letaknya
bisa dibagian sor-soran, tengah ataupun pucuk. Bisa ditepi atau tengah bilah
dan termasuk pamor yang baik serta dicari banyak orang. Bagaiman pamor ini
timbul tidak bisa diterangkan secara pasti, tetapi diduga saat “masuh” atau
membersihkan bahan keris dari kotoran, ada unsur logam lain yang menyelip dan lebih
keras dari unsur logam besi, tetapi ini baru dugaan saja.
PAMOR AKHODIYAT.
Namanya kadang
Akordiyat, Kodiyat atau Akadiyat. Wujudnya menyerupai lelehan dari tepi bentuk pamor
dengan warna putih cemerlang keperakan dan lebih cemerlang disbanding keputihan
pamor pada umumnya. Ada
yang menganggap sebagai pamor titipan atau “sifat” dari pamor tersebut,
ternyata semua salah. Sebetulnya ini terjadi karena penempaan pamor tersebut dilakukan
pada suhu yang tepat yang berbeda setiap bahannya, jadi susah diduga berapa
suhu yang tepat itu, sehingga banyak yang sepakat bahwa pamor ini dikategorikan
ke pamor tiban. Di Madura biasa disebut pamor “dheling”, kalau tersebar dipermukaan
bilah disebut “dheling setong” dan dianggap mempunyai tuah baik. Pamor dheling
yang terbaik terdapat di pucuk bilah dan disebut “dheling pucuk” dan atau
dibagian peksi yang disebut “dheling peksi”.
PAMOR TITIPAN.
Pamor ini berbentuk
rangkaian kecil yang merupakan perlambang atau tuah tertentu dan pamor ini
jarang berdiri sendiri, umumnya tergabung dengan pamor lain yang lebih dominan,
antara lain Beras Wutah, Pulo Tirto atau Pendaringan Kebak. Pamor ini ada yang
merupakan pamor tiban, tidak sengaja dibuat seperti Pamor Rahala, Dikiling, Inkal,
Putri Kinurung, Gedong Mingkem, Jung Isi Dunya, Telaga Membleng dll. Pamor
titipan yang merupakan pamor rekan antara lain yang terkenal adalah Kuto Mesir,
Kul Buntet, Udan Mas, Watu Lapak dll.
Pamor Titipan yang
merupakan pamor tiban dibuat bersama dengan pamor lainnya sedangkan yang rekan
biasanya dibuat setelah pamor dominan jadi, merupakan pamur yang disusulkan.
SINARASAH, KINATAH dan
ETSA.
Tidak semua lukisan
atau gambar yang ada dibilah keris dikategorikan sebagai pamor, yang digolongkan
sebagai pamor adalah gambar atau lukisan yang terjadi karena percampuran antara
dua atau lebih bahan logam pembuat keris. Selain pamor juga sering kita temui
yang disebut Kinatah, Serasah atau Sinarasah dan Etsa atau Kamalan.
KINATAH.
Gambaran atau lukisan
pada logam yang disebabkan oleh kinatah atau ditatah/diukir logamnya dan
menghasilkan gambar atau lukisan yang menonjol, bisa berupa tulisan, rajah,
lukisan, motif bunga, daun, binatang dan lainnya. Diatas tonjolan itu biasanya
dilapisi perak atau emas atau logam lain.
Kinatah pada keris
biasanya berupa ukiran Gajah Singa dibagian ganja keris yang menghadap ke
ukiran/deder. Kinatah lain bisa juga untuk menghias seperti keris dapur Naga
Sastra, Naga Keras, Singo Barong serta hiasan berupa lung-lungan, pari sawuli,
kembang
setaman dll.
Kinatah yang
menggunakan dua logam (missal emas dan perak) biasa disebut “Silih Asih”, umpamanya
Kembang Setaman pada bagian daun dilapis emas dan bunganya dilapis perak.
Kinatah yang menghiasi hampir seluruh permukaan bilah keris disebut “Kamarogan”.
SINARASAH.
Hiasan Sinarasah atau
Serasah ialah dengan membuat parit parit dipermukaan bilah berupa tulisan atau
yang lain kemudian dituangkan cairan logam seperti emas atau perak baru dihaluskan.
Teknik ini biasa disebut “Inlay”. Senjata yang terkenal dalam pembuatan inlay
ini berupa pedang dari Iran (Persia ).
ETSA atau KAMALAN.
Cara menghias dengan
cara kimiawi, Cara tradisional dengan menggunakan bahan pelican sedang cara
modernmenggunakan kimia. Banyak penipuan yang dilakukan dengan menggunakan cara
ini.
Pada dasarnya teknik
ini dengan meluluhkan sebagian permukaan bilah secara kimiauntuk membuat lukisan
atau tulisan tertentu dipermukaan bilah, yang paling sering diberi lukisan
gambar wayang atau beberapa tulisan arab.
Cara etsa ini bagi yang
tahu sangat mudah mengerjakannya sehingga bila tertipu maka ibaratnya
pisau dapur pun bisa
dibuat hiasan dan terlihat “bertuah”.
Dari ketiga cara
diatas, yang paling baik adalah Cara Kinatah.
PAMOR PADA BAGIAN GANJA
Pamor kadang menghias
bagian ganja juga, biasanya mempunyai warna sendiri yang berbeda dengan nama
pamor bilah walau variasinya lebih sedikit. Ada yang mengatakan pamor di ganja ini juga mempunyai
tuah.
PAMOR WINIH.
Mirip pamor Udan Mas
tetapi setiap sisinya hanya ada satu atau dua bulatan, kadang hanya satu sisi
dan satu bulatan saja. Kata Winih berasal dari “benih”. Seperti namanya , pamor
ini dipercaya mempunyai daya untuk “menumbuhkan” suatu harapan. Juga dianggap
baik bagi mereka untuk berdagang atau wiraswasta karena baik untuk pengembangan
modal.
PAMOR SUMBER.
Seperti Pamor Winih,
hanya bulatannya paling sedikit ada tiga (gambar diatas), tuahnya sama dengan pamor
Udan Mas.
PAMOR MAS KEMAMBANG.
Mirip kue lapis, ada
yang hanya dua lapis tetapi ada yang berlapis-lapis. Baik untuk yang banyak berhubungan
dengan orang karena memperlancar pergaulan.
PAMOR TUNDUNG MUNGSUH.
Ganja dengan pamor
seperti ini jarang sekali terdapat dan biasanya hanya pada keris “TOP” saja, dilihat
dari susunan besi dan bahan pamornya maka pamor ini mirip dengan pamor Ujung Gunung
pada bilah keris dengan posisi yang melintang. Tuahnya menolak mara bahaya dan membuat
lawan takut.
WULUNG.
Ganja Wulung yaitu
ganja tanpa pamor, hitam kelam saja. Khasiatnya untuk memperkuat dan memperbesar
daya tuah keris. Ganja wulung dianggap juga sebagai kamuflase terhadap jenis pamor
pada wilahnya.
PERLAMBANG DAN TUAH
Kebudayaan perlambang
dimiliki oleh bangsa manapun, misalnya bendera kita merah putih yang
melambangkan berani dan
suci, demikian juga bentuk pamor pada tosan aji mempunyai perlambang tertentu.
Bentuk yang cenderung
bulatan atau lingkaran melambangkan sesuatu yang sifatnya keduniaan, lambing
harapan atas rejaki dari Allah YME, ketentraman keluarga dan sebagainya.
Bentuk yang mengarah
kepersegi empat, siku atau sudut melambangkan harapan agar pemiliknya bias bertahan
terhadap segala sesuatu yang sifatnya tidak baik seperti godaan atau serangan
baik phisik atau non-phisik.
Bentuk seperti
garis-garis baik yang membujur atau melintang bilah melambangkan fungsi menolak
sesuatu yang tidak diinginkan, umpamanya menolak maksud jahat, angin ribut,
hujan binatang buas dan sebagainya.
Selain itu ada juga
kombinasi ketiganya karena kebanyakan pamor justru mirip lukisan abstrak dan penuh
perlambang.
Untuk mengetahui cocok tidaknya
suatu tosan aji dengan melihat perlambang pada pamor, diperlukan perasaan yan
tajam, seperti orang yang menilai suatu lukisan diperlukan juga orang yang tahu
seni lukis dan peka rasa seninya.
PENILAIAN PAMOR.
Dalam menilai pamor ada
beberapa macam dan kadang istilahnya khas Jawa seperti :
Wujud Semuning Pamor
1. Pamor Mrambut :
kesan rabaannya terasa seperti meraba rambut, munculnya pamor
dipermukaan bilah bagai
serat-serat lembut dan halus dan biasanya terjadi di pamor Adeg
terutama yang jenis pamor
miring.
2. Pamor Nggajih :
kesannya seperti berlemak, bagai lapisan lemak beku menempel dibilah.
3. Pamor Mbugisan :
kesan penglihatan gradasi warna pamor tidak kontras. Batas antara tepi
pamor dan bilah tidak
terlalu nyata.
4. Pamor
Sanak/Nyanak : kesan penglihatan dan rabaan tidak terlalu jelas, jadi
gambar
pamor tidak terlalu
jelas dan kalau diraba juga tidak jelas.
5. Pamor Kelem :
pamor cukup jelas tetapi perbedaan warna dan kecemerlangan pamor
dengan warna besi tak
terlalu nyata, rabaannya kurang nyekrak tapi juga bukan lumer.
6. Pamor Ngintip :
kesan rabaannya kasar tetapi tidak tajam. Jika dibandingkan dengan
lukisan seperti lukisan
dengan menggunakan palet bukan cat.
Tanceping Pamor.
Artinya kurang lebih
kondisi tertancapnya bahan pamor pada besi bilah, ada tiga jenis yaitu :
Pandes,
Lumer Pandes dan
Kumambang.
Pamor Pandes, tertanam kuat pada
bilah seolah mengakar dan tegas menyembul kebilah.
Pamor Lumer Pandes, tertancap kuat pada
bilah tetapi tidak terlalu tegas menyembul di bilah, bila
diraba terasa halus,
tidak nyekrak.
Pamor Kumambang, kesannya mengambang
pada bilah dan tidak terlalu kuat menempel pada
bilah.
Ketiganya sebetulnya
hanya merupakan kesan pengelihatan dan rabaan setelah keris jadi dan tidak
tersangkut dengan cara
serta sistem pembuatannya.
PENAMAAN PAMOR.
Pada umumnya penamaan
pamor seperti gambar pamor tersebut, misalnya Pamor Pari Sawuli (Padi
Seuntai) mirip dengan
padi yang seuntai, begitu juga Bawang Sebungkul, Ron Pakis dan sebagainya.
Tetapi ada juga
penamaannya bukan dengan membandingkan kemiripan dengan benda tertentu
seperti pamor Raja
Abala Raja atau Pandita Bala Pandita, apalagi yang termasuk pamor titipan
seperti
Makrip, Tamsul,
Dikiling yang bentuknya menyerupai lambing namun seolah mempunyai maksud
tertentu.
Pertama, bila si Empu
ingin membuat Ron Genduru tetapi gagal dan jadinya Ganggeng Kanyut maka
namanya harus tetap Ron
Genduru tetapi Ron Genduru yang gagal dan bukan Ganggeng Kanyut.
Kedua, dilihat dari
bentuk jadinya, sehingga pamor tersebut dinamakan Ganggeng Kanyut.
Mana dari kedua
pendapat tadi yang benar terserah pada penilaian kita masing-masing.
PENAMAAN SECARA UMUM.
Banyak tosan aji
mempunyai gabungan atau kombinasi dari beberapa pamor, ada pamor dibagian
pangkalnya lain dengan
bagian ujungnya dan ada yang sisi bilah satu lain dengan sisi bilah lainnya.
Jika pamor itu
merupakan kombinasi satu sama lainnya terpisah menjadi dua atau tiga kesatuan
pamor maka umumnya
dinamakan sederhana pamor Dwi Warna atau Tri Warna.
Gambar Atas : Pamor Dwi
Warna
(Wos wutah dan Adeg)
Gambar Bawah : Pamor
Triwarna
(Tunggak Semi, Tambal,
Adeg)
Kalau pamor yang satu
menyelip kedalam pamor yang lain maka pamor yang satu dianggap pamor
titipan dan nama pamor
tetap menggunakan nama pamor yang lebih dominan.
PAMOR YANG MENYATU
ANTARA BILAH DAN GANJA.
ada pada bilah dan
sebagian lainnya pada ganja.
PAMOR ASIHAN.
Bentuknya sama dengan
Ngulit Semangka hanya pamornya
menyambung antara bilah
dan ganjanya, karena tuahnya memperlancar
pergaulan termasuk
antar jenis, maka pamor ini disebut Asihan. Secara
lengkap disebut Pamor Ngulit
Semangka Asihan. Ada
juga Wos Wutah
Asihan tetapi jarang
sekali. Kedua pamor Ngulit Semangka dan Wos
Wutah ini tidak pemilih
tetapi pada pamor Asihan keris itu menjadi
pemilih dan tidak
setiap orang cocok.
PANCURAN MAS.
Pamor ini juga
ornamennya dari bilah menyebrang ke Ganja.
Pada bilahnya pamor ini
sama betul dengan sada Saeler tetapi
pada bagian ganja
berbentuk cabang seperti lidah ular.
Tuahnya dianggap sama
dengan Udan Mas dan tergolong tidak
pemilih, cocok untuk
semua orang.
ADEG IRAS.
Pamor Adeg yang
menyebrang langsung ke Ganja, tetap bukan
ditambahi Asihan
melainkan dengan tambahan Iras menjadi
Adeg Iras dan tuahnya
sama dengan pamor Adeg lainnya.
PAMOR PAMOR YANG HAMPIR
SAMA.
Yang paling sering
dikacaukan adalah pamor Wos Wutah, Pulo Tirto dan Pendaringan Kebak.
Pamor Pulo Tirto memang
mirip sekali dengan Wos Wutah, bedanya pada Pulo Tirto motif
gumpalannya terpisah
satu sama lainnya dalam jarak cukup jauh sekitar 2 samai 3 cm. Sedangkan
pamor Wos Wutah,
gumpalannya cukup rapat, seandainya terpisahpun jaraknya cukup dekat sekitar 1
cm saja.
Pamor Pendaringan Kebak
juga mirip Wos Wutah, tetapi Pendaringan Kebak lebih penuh dan rapat
serta nyaris memenuhi
seluruh permukaan bilah. Dari bawah sampai ujung bilah dan dari tepi satu
ketepi yang lainnya.
Kemudian pamor Adeg,
Mrambut dan Ilining Warih.
Adeg berupa garis-garis
yang tidak terputus dari bagian
sor-soran sampai ujung.
Sedang Mrambut serupa benar
dengan Adeg, tetapi
garisnya terputus-putus. Pamor
Ilining Warih sama
dengan pamor Adeg hanya saja
garisnya bercabang
dibeberapa tempat. Jadi bedanya
kalau garis itu tidak
terputus disebut pamor Adeg, kalau
terputus disebut
Mrambut dan kalau bercabang
namanya Ilining Warih.
Dengan demikian bila
ada yang mengatakan pamor
Adeg Mrambut sebetulnya
tidak tepat, karena pamor
Adeg ada sendiri dan
Mrambut ada sendiri.
Jenis lain yang hampir
sama adalah Ujung Gunung,
Junjung Drajat, Raja
Abala Raja dan Pandito Bolo
Pandito. Secara umum
keempat pamor itu berupa
garis yang menyudut.
Bedanya kalau Ujung Gunung,
kaki garis sudut itu
menerjang bilah. Pada pamor
Raja Abala Raja, mirip
Ujung Gunung, tetapi garis
yang membentuk sudut
menyebar diberbagai
tempat, dibagian
sor-soran, bilah dan ujungnya.
Kalau pamor Junjung
Drajat, serupa dengan Rojo
Abolo Rojo, hanya
keseluruhan gambar itu berhenti
dibagian tengah bilah
dan diatasnya ada pamor lain.
Keempat pamor ini
sering sekali dikacaukan orang.
Selain itu, pamor Udan
Mas, Segara Wedhi, Sisik Sewu dan Tetesing Warih juga banyak dikacaukan
orang, karena pamor
Udan Mas lebih popular maka sering pamor Segara Wedi, Sisik Sewu atau
Tetesing Warih
dinamakan juga Udan Mas.
Agar lebih jelas,
perincian Pamor Udan Mas seharusnya :
Jumlah lingkaran
pusarannya minimal tiga lingkaran, tetapi
umumnya ada lima lingkaran, bahkan
yang baik (bila dilihat
kaca pembesar) ada 8
lingkaran dengan diameter sekitar 5
milimeter, penempatan
pamornya bisa teratur seperti kartu
domino dan bisa juga
tersebar tak beraturan disela sela pamor
Wos Wutah.
Pamor Udan Mas Segara
Wedi
Raja Abala Raja
Pandito bolo Pandito
Pamor Segara Wedhi
penampang lingkarannya lebih kecil lagi, sekitar tiga millimeter saja letaknya
cenderung mengumpul
ditepi bilah dan ditengah bilah umumnya ada pamor Wos Wutah, Pulo Tirto
atau Ngulit Semangka
atau pamor lainnya.
Kalau Sisik Sewu
sedikit lebih kecil dari Segara
Wedhi, banyak jumlahnya
dan rapat satu sama
lainnya diseluruh
permukaan bilah. Begitu
rapatnya sehingga
sering tumpang tindih satu
sama lainnya.
Pamor Tetesing Warih,
mirip Udan Mas, tetapi
jumlah lingkarannya
atau pusarnya hanya tiga
atau kurang dan kadang
bercampur disela
pamor Wos Wutah atau
Pendaringan Kebak.
SALAH KAPRAH DALAM
PENAMAAN PAMOR.
Kesalahan dalam
penamaan pamor sering dijumpai diantara pecinta keris, celakanya kesalahan ini
sering keterusan dan
dianggap sesuatu yang betul sehingga nama asli dari pamor tersebut malah
kurang dikenal.
Yang paling sering
dikelirukan adalah
pamor Adeg, dikenal
sebagai pamor
Singkir, padahal
Singkir seharusnya nama
empu, hanya kebetulan
saja empu ini
banyak membuat pamor
Adeg.
Salah kaprah seperti
ini banyak terjadi di
Jawa Tengah.
Kesalahan yang mirip
dengan itu adalah
penamaan pamor dengan
sebutan “bulu
ayam”. Pamor seperti
Ron Genduru, Ron
Pakis, Mayang Mekar,
Sekar Tebu, Pari
Sawuli dan yang mirip
itu, semuanya
dianggap sama dan
disebut pamor “bulu
ayam”. Salah kaprah
seperti ini banyak
terjadi di Jawa Timur.
Salah kaprah lainnya
pamor Sedayu, ini salah, karena Sedayu adalah daerah yang banyak membuat
keris pada jaman
Majapahit dengan empunya yang terkenal Empu Pangeran Sendang Sedayu.
Buatannya hanya
berpamor sedikit saja dan terkadang tanpa pamor, akibatnya semua yang tanpa
pamor atau sedkit
sekali pamornya disebut pamor Sedayu.
Keris yang tanpa pamor
ini, yang besinya hitam mulus, disebut “tanpa pamor” saja atau “Kelengan”.
BUNGKALAN.
Ini bukan nama pamor
tetapi bentuk pamor pada
ujung bilah keris atau
tombak, pamor apapun
apabila pada dekat
ujung bilah bercabang dua dan
kedua cabang itu
menerjang tepi bilah dinamakan
pamor Bungkalan.
Sepintas seperti lidah ular.
Ron Pakis Ron Genduru
Mayang Mekar
NAMA DAN ISTILAH YANG BERKAITAN DENGAN
PAMOR DAN BENTUK KERIS.
PAMENGKANG JAGAD.
pamor miring. Ini
terjadi saat membuat saton sewaktu penempaan suhunya kurang tinggi sehingga
ada bagian tertentu
yang penempelan besi dan bahan pamornya atau dengan lapisan besi lainnya
kurang sempurna.
Tetapi ini baru diketahui
setelah keris jadi, terutama
waktu nyepuhi tiba tiba
keris itu retak. Jadi dari segi
teknik pembuatan keris
ini tergolong mis-product.
Karena itu pulalah maka
keris yang Pamengkang Jagad
umumnya bukan keris
yang mempunyai garap baik.
Kalangan kraton juga
menganggap keris ini tergolong
tidak baik.
Yang mengherankan
kalangan luar keraton banyak yang menganggap ini keris baik, malah amat baik,
ini juga disukai di Malaysia , Serawak ,
Brunei . Diduga
ini dikarenakan keris dengan teknik lapis itu
dibuat oleh empu
keraton sehingga biasanya selalu baik dan mis-product juga tetap dianggap baik
mutunya.
Dari segi esoteri keris
Pamengkang Jagad termasuk pemilih, tidak semua orang bisa cocok, tuahnya
bisa dirasakan juga
oleh orang sekelilingnya, dianggap cocok untuk orang yang mempunyai
kekuasaan diwilayah
tertentu seperti Bupati, Komandan Kodim dsb.
PEGAT WAJA.
Keris ini juga keris
retak, Cuma retaknya bukan antara besi dengan besi atau besi dengan pamor
melainkan antara saton
dan lapisan bajanya. Oleh karena itu keris Pegat Waja hanya akan terjadi
pada keris-keris yang
dilapisi baja saja.
Keratakan ini
terjadinya bukan vertical permukaan bilah, melainkan horizontal. Mirip dengan
keretakan pada kayu
Plywood yang tertimpa hujan (nglokop), keris ini sebaiknya dibuang atau
dilarung saja karena
kurang baik.
REJANG LANDEP.
Ini bukan nama salah
satu pamor tetapi alur pamor tidak mengarah kealur ditengah melainkan ada
bagian (ujungnya)
keluar dari bilah (lihat gambar).
Apapun pamornya, keris
ini
tuahnya buruk dan
biasanya
membawa suasana
sengketa
serta salah pengertian.
Tetapi
ada juga yang menyimpan
dengan maksud tuah
keris ini
bisa membantu bila yang
punya
melakukan suatu
kesalahan dan
bisa terhindar dari
hukuman.
Keris yang telah auspun
pamornya bisa berubah menjadi Rejang Landep.
PAMOR DAN NAMANYA
Nama untuk pamor keris
berlaku juga untuk tosan aji lainnya seperti Tombak, Wedung, Pedang dsb.
Khusus pamor yang
pemilih yang biasanya diperuntukan untuk kedudukan tertentu atau karakter
tertentu, sebaiknya di
“tayuh” dahulu apakah cocok atau tidak sedangkan yang tidak pemilih bisa
dimiliki oleh siapa
saja.
WOS WUTAH.
Pamor yang paling
banyak dijumpai, bentuknya tidak teratur tetapi tetap indah dan umumnya
tersebar dipermukaan
bilah. Ada yang
berpendapat pamor ini pamor gagal, saat si empu ingin
membuat sesuatu pamor
tetapi gagal maka jadilah Wos Wutah. Tetapi ini dibantah dan beberapa
empu dan pamor ini
memang sengaja dibuat serta termasuk pamor tiban.
Pamor ini berkhasiat
baik untuk ketentraman dan keselamatan pemiliknya, bisa digunakan untuk
mencari rejeki, cukup
wibawa dan disayang orang sekelilingnya, pamor ini tidak pemilih.
Contoh Pamor WOS WUTAH
NGULIT SEMANGKA
Sepintas seperti kulit
semangka, tuahnya seperti
Sumsum Buron,
memudahkan mencari jalan rejeki dan
mudah bergaul pada
siapa saja dan dari golongan
manapun. Pamor ini
tidak memilih dan cocok bagi
siapa saja.
TAMBAL.
Mirip goresan kuas
besar pada sebuah bidang lukisan.
Tuahnya biasanya
menambah kewibawaan dan
menunjang karier
seseorang. Menurut istilah Jawa bisa
menjunjung derajat.
Pamor ini termasuk pemilih dan
tidak setiap orang
cocok.
PULO TIRTO.
Seperti Wos Wutah hanya
gumpalan gambarnya
terpisah agak
berjauhan, seperti bentuk pulau pada
peta. Tuahnya sama
dengan pamor Wos Wutah.
SUMSUM BURON.
Pamor ini juga mirip
Wos Wutah, gumpalan juga
terpisah agak berjauhan
seperti Pulo Tirto hanya agak
lebih besar dan lebih
menyatu. Tuahnya baik, tahan
godaan dan murah rejeki
serta tidak pemilih.
MELATI RINONCE.
Bentuknya mirip pamor
Rante tetapi umumnya
bulatannya lebih kecil
dan tidak berlubang. Bulatan itu
berupa pusaran pusaran
mirip dengan pamor Udan Mas
tetapi agak lebih besar
sedikit.
Tuahnya mencari jalan
rejeki dan menumpuk kekayaan.
Untuk pergaulan juga
baik, pamor ini tidak memilih dan
bisa digunakan siapa
saja.
RANTE.
Tuah utama pamor ini
adalah untuk menampung dan
mengembangkan rejeki
yang didapat. Bisa mengurangi
sifat boros, tetapi
bukan pelit.
Cocok untuk semua orang
baik digunakan berdagang
atau berusaha.
Bentuknya agak mirip pamor Melati
Rinonce, hanya bedanya
pada bulatannya ada semacam
gambar “lubang”.
ADEG.
Pamor Adeg banyak
dijumpai, tergolong pamor pemilih
tetapi lebih banyak
yang cocok daripada tidak. Tuahnya
terutama sebagai
penolak, ada yang menolak gunaguna,
ada yang menolak wabah,
angin ribut, banjir dan
lainnya. Ada yang hanya menolak
satu sifat ada yang
beberapa sifat
penolakan.
MRAMBUT.
Sepintas seperti Adeg,
bahkan ada yang
menyamaratakan dengan
membuat istilah baru Adeg-
Mrambut. Padahal
sebenarnya lain. Pamor Mrambut
alurnya terputus-putus.
Tuahnya hampir sama dengan
pamor Adeg. Tergolong
pemilih, tidak semua orang
cocok.
SEKAR LAMPES.
Tuah dari pamor ini
mirip dengan pamor Tumpal Keli.
Hanya pada pamor Sekar
Lampes umumnya juga
mengandung tuah yang
menambah kewibawaan
pemakainya dan
tergolong pamor yang tidak pemilih.
ILINING WARIH.
Rejeki yang lumintu,
walaupun sedikit demi sedikit
tetapi selalu ada saja.
Itulah yang utama tuah dari
Ilining Warih. Selain
soal rejaki, pamor ini juga baik
untuk pergaulan. Tidak
memilih dan umumnya cocok
untuk siapapun.
BLARAK NGIRID.
Disebut juga kadang
dengan “Blarak Sinered”, tapi
ada juga yang menyebut
Blarak Ngirid lain dengan
Blarak Sinered. Tuah
utamanya menambah
kewibawaan dan juga
baik untuk pergaulan karena
disayang orang
sekelilingnya, baik pihak atasan atau
bawahan. Pamor ini
tergolong pemilih.
RON PAKIS.
Mirip sekali dengan
Blarak Ngirid, hanya pada bagian
tepinya seolah ada
sobekan. Tergolong pemilih dan
tuahnya untuk
kewibawaan serta keberanian (tatagbhs
jawa). Baik dimiliki
oleh orang yang
berkecimpung dibidang
Militer dan Keprajuritan.
KOROWELANG.
Juga hampir sama dengan
Blarak Ngirid atau Ron
Pakis, tetapi “daun”
nya lebih besar dan lebih
menyatu. Tuahnya juga
hampir sama dengan Blarak
Ngirid, tetapi fungsi
pergaulannya lebih besar dari
fungsi wibawanya.
Beberapa keris dengan pamor ini
(tidak semua) baik juga
untuk mencari jalan rejeki.
Tergolong pamor
pemilih.
RON GENDURU.
menyebut RON KENDURU.
Agak mirip Ganggeng
Kanyut tetapi relatif
susunannya lebih teratur dan
rapi. Tuahnya berkisar
pada kewibawaan dan rejeki.
Baik digunakan untuk
pengusaha yang punya banyak
anak buah. Tergolong
pamor pemilh.
MAYANG MEKAR.
Bentuknya indah sekali
seperti daun Seledri, tuahnya
memperlancar pergaulan
dan dikasihani orang
sekeliling. Beberapa
diantaranya malah bertuah
memikat lawan jenis.
Tergolong pamor pemilih.
WIJI TIMUN.
Menyerupai biji
ketimun. Hampir sama dengan pamor
Uler Lulut tetapi lebih
kecil dan lonjong. Tuahnya juga
untuk mencari jalan
rejeki. Ada
sedikit unsure
kewibawaan. Baik untuk
pedagang maupun untuk
pengusaha. Pamor ini
agak pemilih.
KENONGO GINUBAH.
Tuahnya menarik
perhatian orang. Pergaulannya baik
dan diterima digolongan
manapun. Tetapi pamor ini
termasuk pemilih.
WALANG SINUDUK.
Bentuknya mirip dengan
satai belalang. Posisi
belalang-belalangnya
bisa miring kekiri, bisa kekanan.
Tuah utamanya
mempengaruhi orang lain.
Wibawanya besar
sehingga baik dimiliki oleh pemuka
masyarakat, guru,
pemimpin politik. Tergolong pamor
pemilih.
TUMPAL KELI.
Tuahnya baik untuk
pergaulan. Bisa menunjang karier
karena pemiliknya akan
disayang atasan. Termasuk
pamor tidak pemilih.
BENDOSEGODO.
Bentuknya menyerupai
bulatan menggumpal dari
bawah keatas. Tuahnya
untuk jalan rejeki dan
pergaulan serta
ketentraman rumah tangga.
Tergolong tidak
pemilih.
MELATI SINEBAR.
Mirip pamor Tetesing
Warih, merupakan bulatan
bersusun rangkap tiga
atau lebih tetapi bulatannya
tidak sempurna betul
dengan garis tengah sekitar 1
cm. Tempatnya ditengah
bilah dan jarak satu bulatan
dengan lainnya sekitar
1 cm atau lebih. Pamor ini
tergolong tidak pemilih
dan tuahnya untuk mencari
rejeki.
MANIKEM.
Tergolong pamor langka
dan hanya dijumpai dikeris
muda terutama tangguh
Madura. Bentuknya mirip
Melati Rinonce atau
Melati Sato-or tetapi garis
penghubung antar
bulatan-bulatannya lebih gemuk,
lebih lebar. Sedangkan
bulatannya juga lebih lebar
dibandingkan Melati
Rinonce, bahkan ada yang
hampir menyentuh tepi
bilah. Tergolong tidak pemilih
dan bertuah memudahkan
mencari rejeki.
SEKAR KOPI.
Ditengah bilah ada pamor
yang menyerupai garis
tebal dari sor-soran
sampai dekat ujung bilah. Dikiri
kanan garis tebal ini
terdapat lingkaran-lingkaran
bergerombol atau
berkelompok. Satu kelompok terdiri
dari dua atau tiga
lingkaran menempel pada garis
tebal seolah-olah biji
kopi menempel pada tangkai
bijinya. Tuahnya
memperlancar rejeki tergolong tidak
pemilih tetapi termasuk
pamor langka.
BONANG RINENTENG.
mirip dengan pamor
Sekar Kopi tetapi bulatannya
hanya satu. Boleh
dikiri-kanan secara simetris atau
selang seling. Baik
Bonang Rinenteng ataupun Sekar
Kopi, bulatannya
seperti pusaran di pamor Udan Mas.
Tergolong tidak pemilih
dan memudahkan mencari
rejeki.
JUNG ISI DUNYA.
Bentuknya mirip Putri
Kinurung. Bedanya bulatanbulatan
kecil yang terdapat
pada “kurungan” bulatan
relatif lebih besar. Ada juga yang bentuknya
sepintas
mirip pamor Bendo
Segodo. Tuahnya untuk
“menumpuk” kekayaan dan
tidak pemilih.
WULAN-WULAN.
Di Jawa Timur disebut
Bulan-Bulan. Mirip Melati
Sinebar atau mirip Bendo
Segodo. Bedanya pada
pamor Wulan-Wulan ,
bagian tengahnya berlubang
jelas. Tuahnya
memudahkan mencari jalan rejeki dan
mengikat langganan.
Sering disimpan ditoko atau
warung.
TUNGGAK SEMI.
Pamor ini terletak
ditengah Sor-soran, bentuk seperti
tampak digambar
samping. Berkombinasi dengan
pamor Wos Wutah.
Tuahnya untuk mendapatkan
rejeki walau
bagaimanapun kecilnya. Tidak termasuk
pamor pemilih.
BAWANG SEBUNGKUL.
Bentuknya memang mirip
bungkul bawang, berlapislapis.
Paling sedikit ada lima lapisan dan terletak
di
sor-soran. Tuahnya
dibidang rejeki , untuk
pengembangan modal.
Cocok untuk orang yang
bekerja di Bank dan
pengembangan modal. Tidak
pemilih.
UDAN MAS.
Pamor ini banyak dicari
orang, terutama pedagang
dan pengusaha.
Bentuknya merupakan pusaran atau
gelang-gelang berlapis,
paling sedikit ada tiga lapisan.
Letaknya ada yang
beraturan dan ada yang
berserakan. Pamor ini
sering pula berkombinasi
dengan Wos Wutah atau
Tunggak Semi. Manfaatnya
untuk mencari rejeki
dan tidak pemilih.
SISIK SEWU.
Seperti gambar sisik
ikan, tetapi bila diperhatikan
seperti pamor Udan Mas
menggumpal menjadi satu,
namun pamor ini kurang
begitu dikenal, mungkin
karena memang jarang.
Selain untuk rejeki juga
untuk meningkatkan
wibawa. Cocok bagi pengusaha
dengan banyak karyawan.
PUTRI KINURUNG.
Bentuknya menyerupai
gambaran danau dengan tiga
atau lebih “pulau”
ditengahnya. Letaknya ditengah
sor-soran. Tuahnya
untuk memudahkan mencari
rejeki dan mencegah
sifat boros. Bisa diterima
dikalangan manapun.
Tidak pemilih.
GUMBOLO GENI.
Sering juga disebut
“Gumbolo Agni” atau “Gumbolo
Gromo”. Letaknya
ditengah sor-soran dan gambarnya
seperti “binatang Kala”
dengan posisi ekor seperti
menyengat. Tuahnya
baik, wibawanya besar dan bisa
untuk “singkir baya”,
baik dimiliki oleh pimpinan sipil
ataupun militer.
Termasuk pamor pemilih.
TANGKIS.
Panamaan dari pamor
yang hanya terdapat pada satu sisi saja dan sisi lain tanpa pamor alias
kelengan, kadang kalau
pamor atau bentuk bilah berlainan kiri-kanan sering juga disebut pamor
Tangkis. Namun ini
harus diperhatikan juga apakah memang tidak ada pamornya ataukah sudah
hilang karena terkikis
atau aus. Kalau karena aus maka ini bukan pamor Tangkis. Tuahnya menolak
wabah penyakit.
PENGAWAK WAJA.
Ini istilah untuk keris
TANPA pamor sama sekali. Pada keris muda, Pengawak Waja memang tidak
diselipi bahan pamor,
tetapi pada keris tua masih mengandung bahan pamor walau tidak kelihatan
karena penempaan dibuat
ratusan kali bahkan ribuan kali lipatan sehingga sudah menyatu dan luluh
bilahnya. Hanya tampak
seperti urat halus atau serat saja.
Tuahnya susah dibaca,
hanya mereka yang mengetahui ilmu esoteri saja yang bisa membaca.
TRIMAN.
WOS WUTAH, tetapi agak
rapat dan pamor ini tiba tiba
berhenti ditengah
bilah, kadang hanya ada di sor-soran
saja. Pamor ini sesuai
untuk yang berusia lanjut,
pensiunan dan tidak
lagi memikirkan soal duniawi. Baik
juga dipunyai oleh yang
bersifat brangasan, suka marah
tetapi kurang baik
dipunyai oleh mereka yang masih aktif
bekerja.
ANDHA AGUNG.
Mirip pamor Rojo Abolo
Rojo tetapi ukurannya relatif lebih
kecil. Terletak
ditengah bilah biasanya dikelilingi pamor
Wos Wutah dan panjang
hanya sepertiga atau setengah
bilah. Tuahnya
menyangkut kederajatan dan kewibawaan.
Tergolong pamor tidak
pemilih.
KUL BUNTET.
Mirip pamor Batu Lapak,
bedanya pusarannya hanya satu
dan alurnya melingkar
dan secara keseluruhan lebih bulat
dibandingkan pamor Batu
Lapak. Tuahnya hampir sama
dengan Batu Lapak
tetapi Kul Buntet punya nilai rejeki.
Selain menghidarkan bahaya
juga menghalangi usaha
penipuan. Umumnya pamor
ini baik untuk semua orang.
KUTO MESIR.
Bentuknya terdiri dari
tumpukan gelang gelang tidak
begitu bulat tetapi
cenderung agak persegi. Letaknya
dibagian sor-soran dan
tuahnya hampir sama dengan Kul
Buntet tetapi fungsi
rejeki nya lebih kuat. Biasanya dicari
pedagang, pengusaha dan
pejabat tinggi. Pamor ini sering
dikombinasi dengan
pamor lain seperti Wos Wutah dan
Tunggak Semi.
DAN RIRIS.
sampai ujung bilah, ada
yang “mengisi” sebagian
bilah saja. Walau
bentuknya tidak seindah pamor
Nogorangsang namun
umumnya tuahnya lebih kuat.
Selain kewibawaan dan
kepemimpinan ada fungsi untuk
menolak guna-guna.
Pamor ini pemilih.
REGED BANYU.
Pamor ini ada yang
menghias seluruh bilah, ada yang
sebagian saja, tidak
dari sor-soran keujung bilah. Tuahnya
untuk melindungi si
pemilik dari musibah mendadak.
Bahasa Jawanya “Singkir
Baya” atau “Tulak Bilahi”. Pamor
ini tidak pemilih.
ROJO SULEMAN.
Banyak pula yang
mengatakan ini adalah
rajanya pamor. Letaknya
ditengah sor-soran.
Tuahnya memang
merupakan kumpulan dari
hal-hal yang baik,
positip. Menghindari bahaya
dan mencari jalan rejeki,
wibawanya kuat,
disayang dan disegani
orang disekilingnya.
Namun pamor ini punya
sifat “memilih”.
BATU LAPAK.
Bentuknya menyerupai
pusaran yang
melingkar-lingkar,
biasanya lebih dari lima .
Letaknya di sor-soran
tengah. Tuahnya “Singkir
Baya”. Baik untuk
anggota Militer ataupun
orang biasa. Berkhasiat
bagi yang mempelajari
kekebalan, bela diri.
Pamor tidak memilih.
SIRAT.
Kadang disebut “Teja
Bungkus” atau “Bima Bungkus”,
baik dipegang oleh
mereka yang punya posisi pimpinan
karena factor wibawa,
kepemimpinan dan disayang anak
buah.
TUNGGUL WULUNG.
Yang baik kalau pamor
Tunggul Wulung ini merupakan
pamor tiban. Bentuknya
mirip gambar anak yang sangat
sederhana, hanya
kepala, tangan dan kaki dan menempati
daerah blumbangan.
Tuahnya menolak berbagai macam
penyakit dan tidak
memilih tetapi pemiliknya harus
berperi-laku baik, tak
boleh menyeleweng. Tergolong
pamor langka.
LINTANG KEMUKUS.
Disebut juga “Kukus
Tunggal”, bentuknya seperti Sodo
Saler, hanya dibagian
sor-soran pamor ini menggumpal.
Gumpalan ini boleh
berupa Benang Setukel atau Tunggak
Semi atau Wos Wutah
atau juga Bawang Sebungkul.
Selain dipercaya
membawa rejeki juga untuk ketenaran
dan menambah wibawa.
Tidak pemilih.
PANCURAN MAS.
Banyak dicari pedagang
dan pengusaha karena dipercaya
membawa keberuntungan
bagi pemiliknya, lagipula tidak
pemilih. Bentuknya
mirip Sada Saler tetapi dibagian
ganjanya tepat diujung
Sada Saler pamornya seperti
bercabang dua.
SADA SALER.
Arti harfiahnya Lidi
Sebatang, bentuknya sesuai dengan
namanya. Berupa garis
lurus membujur sepanjang bilah.
Tuahnya ada yang untuk
menambah kewibawaan,
ketenaran (populeritas)
atau keteguhan iman dan pamor
ini cocok untuk semua
orang.
WENGKON.
bingkai (wengkon
artinya bingkai). Tuahnya untuk
perlindungan, ada yang
untuk menghindari dari godaan,
ada yang memperbesar
rasa hemat dan ada yang untuk
menghindari dari
guna-guna.
KUDHUNG.
Pamor ini selalu
terletak diujung bilah dan tuahnya seperti
namanya untuk
melindungi pemiliknya dari serangan
guna-guna dan
perlindungan dalam situasi darurat. Pamor
ini sering digunakan
untuk “penunggu rumah”.
SATRIYA PINAYUNGAN.
pamor pada bagian
sor-soran, apa saja bentuknya, bisa
Wos Wutah, lalu diatas
pamor itu (dekat ujung bilah)
terdapat pamor Kudhung.
Yang kedua, motif pada
sor-soran menyerupai Udan Mas
tapi bentuknya teratur.
Tiga bulatan mendatar diteruskan
beberapa bulatan
keatas.
Tuahnya sama, membi
perlindungan bagi pemiliknya dari
perbuatan sirik orang
lain. Walau keduanya tidak pemilih
tetapi pamor yang
pertama lebih cocok untuk mereka
yang bekerja di
pemerintahan sedangkan yang kedua
untuk wiraswasta.
Untuk yang pertama
dianut oleh penggemar keris dari Solo ketimur, sedang kedua oleh penggemar
dari Yogya ke barat,
mana yang benar tetapi pendapat keduanya diterima oleh sebagian besar
penggemar keris.
BADAELA.
Pamor ini tuahnya
buruk, ada yang menyebut pamor
Bebala. Sebaiknya
dilarung saja sebab pemiliknya akan
kena pindah, dicurigai
serta menerima akibat buruk
pekerjaan orang lain
SEGARA WEDHI.
Terjemahan dalam Bahasa
Indonesia, Gurun Pasir. Namun
sifat tuahnya bukan
berarti “kering kerontang” atau
“gersang” melainkan
justru baik. Menurut banyak orang
tuahnya mudah
mendapatkan rejeki. Mirip Udan Mas
tetapi bulatannya lebih
kecil dan lebih banyak serta
tersebar diseluruh
permukaan bilah. Pamor ini tergolong
tidak pemilih.
UNTU WALANG.
Arti harafiahnya “Gigi
Belalang”, tuahnya menambah
kewibawaan seseorang.
Dituruti kata katanya dan pamor
ini tergolong pemilih,
hanya orang yang punya kedudukan
cukup tinggi bisa
cocok. Untuk guru dan pendidik
biasanya juga cocok.
TUNDUNG.
Tergolong pamor yang
buruk tuahnya. Sipemilik akan
sering pindah rumah
atau diusir oleh sesuatu sebab.
Rumahtangga tidak
tentram dan dijauhi rejeki. Sebaiknya
dibuang saja.
ENDAS BAYA.
Tuahnya buruk,
sipemilik sering dapat musibah karena
tingkah lakunya
sendiri. Sebaiknya dibuang saja karena
siapapun pemakainya
akan selalu sial.
DHADHUNG MUNTIR.
Mirip Sada Saler tetapi
“garis” ditengah bilah mempunyai
motif seperti pilinan
tambang atau dhadhung. Tuahnya
sama dengan Sada Saler,
menyangkut kewibawaan,
keteguhan hati. Pamor
ini banyak terdapat pada keris
buatan Madura dan
tergolong pamor pemilih.
RAHTAMA.
Terletak dibagian
sor-soran merupakan pamor tiban
diantara pamor dominan
seperti Wos Wutah dan Ngulit
Semangka. Baik sekali
jika diberikan pada suami-istri yang
baru menikah dengan
harapan agar memperoleh anak
yang soleh dan berbudi
luhur.
PUSAR BUMI.
Disebut juga Puser
Bumi. Bentuknya mirip Udan Mas
tetapi dengan skala
yang jauh lebih besar, minimal
sebesar koin limapuluh
rupiah dan kadang sampai 8 cm,
terutama pada bilah
tombak. Pamor ini tergolong pamor
miring, merupakan
lingaran yang berlapis dan bukan
melingkar seperti obat
nyamuk, tuahnya baik tetapi
pemilih dan tidak semua
orang “kuat” memilikinya.
Umumnya dipercaya
sebagai pamor yang baik untuk
menjaga rumah.
LINTAS MAS.
Letaknya dibagian
tengah sor-roran, paling sedikit jumlah
pusaran-pusarannya ada lima buah. Baik untuk
berdagang
terutama perhiasan.
Pamor ini pemilih dan tuahnya hanya
bisa dirasakan oleh
yang cocok saja.
SODO SALER.
Bentuknya merupakan
garis lurus dari sor-soran keujung
bilah. Tuahnya untuk
kewibawaan dan keprajuritan serta
meneguhkan dalam
mencapai cita-cita, baik untuk militer
atau yang berambisi
mencapai sesuatu cita-cita.
Tergolong pemilih.
NUR.
Letaknya ditengah
sor-soran, mirip huruf S. tuahnya baik
terutama untuk guru,
pemimpin atau orang yang dituakan
serta wibawanya besar,
punya sifat pelindung dan tempat
bertanya orang lain.
Sifatnya pemilih, untuk yang masih
“muda” umumnya kurang
kuat.
SEKAR SUSUN.
Hampir seperti Melati
Rinonce tetapi ukuran bunganya
lebih besar. Bentuk
bunga seperti bulatan pada pamor
Bendo Segodo.
Memudahkan dalam mencari rejeki dan
tidak pemilih. Hanya
ditemukan pada keris keris yang
relatif muda.
SEKAR TEBU.
Hampir seperti Blarak
Ngirid atau Sinered, tetapi ujungnya
tidak sampai kebilah
keris, malainkan agak mengumpul
ditengah saja dan
guratannya lebih halus. Tidak pemilih
dan tuahnya untuk kewibawaan
dan kepemimpinan.
KLABANG SAYUTO.
Seperti paduan pamor
Blarak Ngirid dan Naga Rangsang.
Sepintas seperti seekor
klabang dengan kaki seribunya.
Dipercaya bisa menambah
kewibawaan dan kekuasaan.
Pamor ini tergolong
pemilih dan hanya cocok bagi yang
memegang posisi
pimpinan.
MANGGAR.
Mirip untaian Bunga
Kelapa. Merupakan kumpulan dari
bentuk pamor macam
pamor Wiji Timun tetapi letaknya
sering menyudut,
bersusun dari sor-soran keujung bilah.
Memudahkan mencari
rejeki dan menonjol dalam
lingkungan pergaulan.
Tidak pemilih.
JALA TUNDA.
Tergolong pamor
pemilih. Tuahnya untuk ketenaran,
untuk menonjol dalam
lingkungandan tergolong pamor
langka walau dari
teknik pembuatan tidak terlampau
sukar.
Sepintas mirip pamor
Wengkon tetapi lebar dan pada
bagian dalam ada
lekuk-lekuk yang terkadang simetris
berhadapan tetapi pada
bagian lain sering tidak simetris.
Pamor Jala Tunda yang
bagus, garis-garis yang menjadi
wengkon biasanya halus
dan rangkap banyak sekali.
SUMUR BANDUNG .
Merupakan bulatan hitam
besi tanpa pamor sebesar uang
logam lima puluh sen-an atau lebih kecil sedikit
letaknya
ditengah bilah,
diantara pamor – biasanya Wos Wutah
nggajih atau
Pendaringan Kebak nggajih. Banyak terdapat
pada keris buatan
Madura. Tergolong pamor pemilih dan
paling cocok buat keprajuritan,
militer atau yang belajar
ilmu kekebalan.
BUNTEL MAYIT.
Nama yang menyeramkan,
artinya “pembungkus mayat”.
Tergolong pamor sangat
pemilih. Kalau cocok akan cepat
menanjak kariernya atau
kekayaannya tetapi kalau tidak
cocok bisa mendapatkan
malapetaka. Karena itu bila
menginginkan pamor ini
sebaiknya ditanyakan dulu pada
mereka yang tahu agar
bisa dilihat cocok atau tidaknya.
JAROT ASEM.
Ini termasuk pamor
langka walau tampaknya sangat
sederhana tetapi
pembuatannya sangat sulit. Sepintas
seperti jalinan serabut
kasar, saling menyilang arahnya
tetapi tidak ada kesan
tumpang tindih. Pamor ini
dipercaya memberikan
pengarus baik pada pemiliknya,
menjadi teguh hatinya
dan besar tekatnya. Amat cocok
bagi yang punya cita
cita besar baik dalam pendidikan
ataupun dalam
pekerjaan.
KENDHIT GUMANTUNG.
Ini termasuk pamor
tiba. Letaknya dibagian sor-soran dan
biasanya bercampur
pamor yang lebih dominan seperti
Wos Wutah atau Ngulit
Semangka. Baik untuk setiap
orang. Dipercaya dapat
menolak segala macam penyakit
menular, jadi seperti
anti wabah. Tetapi pemiliknya harus
menjaga tingkah lakunya
dan jangan sampai
menyeleweng dari jalan
yang lurus.
KUPU TARUNG.
Sepintas seperti gambar
kupu-kupu sedang berlaga.
Namun esoterinya tidak
ada sangkut paut dengan bidang
laga, bahkan baik untuk
pergaulan. Pamor ini tidak
pemilih dan terletak
sepanjang bilah dari sor-soran hingga
ujung bilah.
MRUTU SEWU.
Mirip Udan Mas dan
Sisik Sewu. Pamornya berupa bulatan
besar dan kecil, rapat
satu sama lainnya dan disela pamor
yang berbentuk
pusaran-pusaran itu ada semacam titiktitik
pamor kecil. Pamor ini
memudahkan mencari rejaki
juga dipercaya orang
memudahkan anak gadis atau janda
dalam mencari jodoh dan
pamor ini tidak pemilih.
RATU PINAYUNGAN.
Tergolong pamor tiban
yang letaknya di sor-soran dan
biasanya bercampur
pamor dominan lainnya.
Pengaruhnya baik pada
pemiliknya, melindungi
marabahaya, berwibawa
dan punya pengaruh luas. Baik
bagi seorang pimpinan
tetapi tergolong keris pemilih.
LAWE SETUKEL.
Biasa disebut “benang
setukel” atau “saukel”. Sepintas
memang mirip benang
yang diurai dari gulungannya. Keris
ini cocok untuk polisi,
militer atau pekerja lapangan.
Banyak yang menganggap
keris ini bisa menolak gunaguna
dan keris ini tergolong
pemilih.
YOGAPATI.
Hati-hatilah bila
berjumpa dengan keris ini. Pamor ini
punya pengaruh buruk
sekali, terutama buat yang
bekeluarga. Sering
anak-anak sang pemilik sakit-sakitan
atau bahkan meninggal.
Sebaiknya dilarung saja.
KINASIHAN.
Ini pamor baik dan
tidak pemilih, tuahnya disayang dan
dihormati orang
sekeliling. Factor rejeki juga baik, bisa
lumintu (selalu ada
saja)
KALACAKRA.
Tergolong pamor langka.
Untuk penguasaan wilayah,
kekuasaan dan
kewibawaan serta kepemimpinan. Baik
dipakai oleh pemimpin
masyarakat. Ada
faktor penolak
bala dan guna-guna.
BUNGKUS.
Bentuknya sederhana,
Cuma gambaran seperti tonjolan
berlekuk-lekukbagai
kepompong ulat dan letaknya di sorsoran.
Tuahnya memudahkan
mencari rejeki, hemat serta
merupakan pamor yang
tidak pemilih. Paling cocok untuk
pedagang atau
pengusaha.
SLAMET.
Bentuknya mirip bayi
berjambul sedang tidur. Letaknya di
sor-soran dan juga
terdapat pada tombak atau pedang.
Tuahnya adalah untuk
keselamatan dan tergolong “singkir
baya”, termasuk berguna
untuk menolak guna-guna.
Kelebihan dibanding
pamor lain, pamor Slamet ini juga
mencegah fitnah serta
omongan negatif. Tidak pemilih
dan cocok untuk semua
orang.
MAKRIB.
Kadang disebut pamor
Makarib. Tuahnya baik sekali,
menyangkut
kepemimpinan, rejeki dan keselamatan
dalam perjalanan dan
pamor ini tidak pemilih.
TELAGA MEMBLENG.
Bentuknya menyerupai
gelang-gelang yang tidak begitu
bulat dan paling
sedikit ada tiga gelang-gelang. Letaknya
pada bagian pejetan
(blumbangan) dibelakang gandhik.
Tuahnya untuk
penumpukan harta dan rejeki, yang sudah
kita terima sukar
keluar lagi kecuali untuk hal yang
bermanfaat. Baik buat
orang yang pemboros agar bisa
lebih hemat dan pamor
ini tidak pemilih.
PANGURIPAN.
Disebut juga pamor
Ngurip-urip, mirip pamor Tamsul
Kinurung tetapi bentuk
utamanya bukan jajaran genjang
melainkan lingkaran-lingkaran
yang pada satu sisinya
seperti meleleh.
Letaknya ditengah sor-soran, tuahnya
seperti namanya untuk
memudahkan mencari sandangpangan,
rejeki. Pamor ini
istimewa dan kadang bisa
digunakan untuk
mengusir mahluk halus. Perbawanya
dijauhi binatang buas.
Termasuk pamor tidak pemilih.
DIKILING.
tuahnya buruk bagi yang
sudah berumah tangga. Sering
ruwet, cekcok dan tidak
tentram bahkan bisa jadi
rumahtangganya akan
bubar.
GANGGENG KANYUT.
Tuahnya seperti Sekar
Lampes, tetapi yang menonjol
justru kewibawaannya,
tergolong juga pamor pemilih.
UNTHUK BANYU.
Mirip dengan air
berbuih, tuahnya untuk rejeki dan
pergaulan serta
mengurangi sifat boros. Tergolong tidak
pemilh.
WENGKON.
Lis-lisan. Bentuknya
merupakan alur pamor yang merata
sepanjang pinggiran
bilah keris. Tuahnya macam-macam,
ada yang bersifat
perlindungan bagi pemiliknya agar
terhindar dari bahaya.
Ad yang memberikan perlindungan
terhadap godaan batin,
ada pula yang menambah rasa
hemat. Pamor ini tidak
pemilih.
TEJO KINURUNG.
Seperti perpaduan pamor
Sada Saler dan Wengkon,
tuahnya cenderung
seperti Sada Saler yaitu berkaitan
dengan kepemimpinan dan
derajat. Tergolong pemilih.
WIJI SEMEN.
Tergolong pamor rekan
dan juga pemilih. Tuahnya
melindungi dari
guna-guna atau mahluk halus. Tergolong
pamor miring yang
menempati bagian bilah dari sor-soran
sampai keujung bilah.
TUMPUK.
Terletak dibagian
sor-soran, bentuknya menyerupai garis
melintang antara tiga
sampai lima
lapis, manfaatnya
seperti Udan Mas,
memudahkan “menumpuk” rejeki. Pada
umumnya kerisnya lurus
dengan dapur kalau tidak Tilam
Upih atau Brojol.
ROJOGUNDOLO (A).
Sebagian orang menyebut
Gundolorojo. Umumnya
terletak ditengah
sor-soran, namun adakalanya terletak
agak ketengah bilah
keris. Bentuknya mirip gambar
mahluk yang menakutkan,
kadang seperti perempuan
kadang seperti
laki-laki atau juga hewan. Rojogundolo
yang bertuah biasanya
yang dari pamor tiban dan bukan
rekan.
ROJOGUNDOLO (B).
Umumnya bersifat
perlindungan terhadap pemiliknya, bisa
digunakan menolak
guna-guna, memindahkan mahluk
halus, membersihkan
rumah “angker” bahkan jika
kerisnya istimewa bisa
digunakan menyembuhkan orang
yang kesurupan.
Tergolong pamor tidak pemilih dan bisa
juga terdapat di tombak
atau pedang.
Masih banyak lagi pamor
yang belum terdata disini, pamor buatanpun sering tidak terdata dengan
baik dan kadang
penamaan pamor juga hanya berdasarkan gambar yang terjadi belum ada
padanannya atau juga
karena timbul kreasi baru dari sipemesan keris kepada sang empu agar
dibuatkan pamor seperti
rancangannya.
Semua masukan mengenai
pamor yang baik tercantum didalam tulisan ini ataupun belum tercantum
sangat diharapkan untuk
melengkapi data dan kekayaan informasi pamor agar informasi itu tidak
hilang begitu saja.
No comments:
Post a Comment