"Cara
membuat Energi Listrik Dari Tanah Merah, Tanah Liat", Energi Listrik
Tenaga Tanah, Karya Anak Bangsa Dari Semarang
Sejenak hari ini nonton Laptop si
Unyil, ada narasi membahas penemuan listrik untuk lampu melalui media tanah
liat (lempung) . Penasaran dengan gagasan baru ini, saya coba ubek-ubek
internet dan dapat tiga artikel yang cukup bisa menjelaskan rasa penasaran
saya.
Penelitian dilakukan oleh tiga orang
mahasiswa jurusan Teknik Elektro dari Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang , mereka berhasil
menemukan sumber energi terbarukan (renewable energy) berupa penghantar listrik
yang berasal dari tanah.
Penemuan tersebut mereka namakan Etam,
"Etam merupakan energi tanah merah. Dari tanah merah ini kami mampu
mengubahnya menjadi energi listrik," ujar ketua penelitian, Catur
Trimunandar. Dari beberapa media yang diuji coba, tepilih tanah merah sebagai
tanah penghasil energi listrik terbaik karena memiliki senyawa sulfat atau SO4.
Setelah melalui proses pemilihan jenis
tanah, langkah selanjutnya yaitu memilih bentuk elektroda, jenis katoda (sisi
positif) serta anoda (sisi negatif) yang paling baik untuk menghantarkan
listrik.
"Dari beberapa percobaan bentuk
terbaik yakni silinder pejal, untuk anodanya yakni lempeng tembaga dan katodanya
lempeng seng. Serta jenis cairan untuk penghantarnya yakni air laut,"
terang Catur.
Dari satu sel Etam yang dibuat dapat
menghasilkan energi listrik 0,9 hingga 1,1 volt. "Kalau untuk menghidupkan
lampu sebesar 50 watt maka tinggal ditambahkan saja selnya," pungkasnya.
Sistem kerjanya, semakin banyak cell
maka listriknya akan semakin stabil. Cell ini dapat bertahan hingga 9 bulan.
Agar tahan lama, dirawat dengan cara menjaga kelembapan tanah dan rutin
mengganti seng jika keropos.
Atas kecemerlangan pada penelitiannya
itu, mereka bertiga berhasil meraih Juara Favorit di Ajang EIA (Electrical
Inovation Award) tahun 2013 ini. Inovasi ini disebut mereka dengan nama ETAM
(Energi Tanah Merah)
Sebagai ilustrasi dan ini pun saya
dapatkan dari acara Laptop si Unyil, adalah sebagai-berikut:
Bahan
yang digunakan:
- Tanah liat kering yang sudah disaring sehingga
lembut tidak menggumpal
- Lembar seng sebagai kutub negatif
- Lembar tembaga sebagai kutub positif
- Sedotan plastik besar dan sedang untuk
pembuatan sel-sel energi
- Plastik mika pembungkus sel-sel energi
Cara
membuatnya:
1)
Potong lembaran seng dan tembaga dengan ukuran masing- masing 12 x 0.5 cm2
2) Potong sedotan plastik besar dengan ukuran panjang 10 cm dan kecil 11 cm
3) Sumbat salah satu ujung sedotan besar dengan lem panas berkualitas baik
4) Masukkan lembar seng dan tembaga yang sudah dipotong ke dalam sedotan besar, yang dipisahkan dengan sedotan kecil di tengahnya. Lihat ilustrasi gambar-1
2) Potong sedotan plastik besar dengan ukuran panjang 10 cm dan kecil 11 cm
3) Sumbat salah satu ujung sedotan besar dengan lem panas berkualitas baik
4) Masukkan lembar seng dan tembaga yang sudah dipotong ke dalam sedotan besar, yang dipisahkan dengan sedotan kecil di tengahnya. Lihat ilustrasi gambar-1
5) Sebelum diisi dengan air (disuntikkan di
sedotan besar), keluarkan dulu sedotan kecil pembatas, dan setelah air diisi
penuh, tutup bagian atas dengan menggunakan lem panas juga sehingga butiran
tanah dan air tertutup rapat. Lihat ilustrasi gambar-2.
6) Buat beberapa sel-energi dan gabungkan menjadi
satu di dalam plastik mika, solder antar kutubnya dengan menggunakan timah,
seperti gambar di bawah ini,
7)
Sambungkan kutub positif dan negatif nya dengan LED, karena nyala LED tidak
terlalu memakan energi yang besar.
Source
: Kliping Mint
haha mantap broh,, sebetulnya ini sudah lama ditemukan oleh orang luar,, akhirnya orang indo juga experimen,, oh iy saya mau tanya kalo tegangannya 0,9 - 1,1 trus berapa ampere nya? terimakasih,, sukses selalu
ReplyDelete