Cinema XXI IMAX dan Dolby® Digital Surround 7.1 THX certified

Cinema XXI IMAX dan Dolby® Digital Surround 7.1 THX certified



Cinema XXI, jaringan bioskop terbesar di Indonesia ini terus berinovasi untuk memanjakan para pelanggannya dengan hiburan cinematografi berteknologi terbaik. Mengupgrade tata suara di beberapa theaternya dari dolby digital surround 5.1 menjadi 7.1 pada tahun 2010 bahkan beberapa teaternya sudah mengantongi sertifikasi THX yaitu sertifikasi tata suara terbaik dunia. Tahun 2012 perusahaan bioskop tersebut memboyong teknologi grafis terbaik IMAX ke Indonesia.


Kedua teknologi tersebut memang tidak sepadan untuk dibandingkan, karena mereka berbeda. Dolby® Surround 7.1 dengan THX adalah teknologi tata suara, sedangkan IMAX adalah tehnologi grafis.

IMAX

 
 

        IMAX (Image Maximum) adalah sebuah format film yg dipatenkan oleh sebuah perusahaan kanada. format paten ini mempunyai proyeksi film yang memiliki kemampuan menampilkan gambar dengan ukuran dan resolusi yang lebih besar dari film konvensional lainnya. Standar layar IMAX adalah 22 meter lebar dan 16 meter panjang (72,6 x 52,8 kaki), dan bisa lebih besar lagi.
         Format IMAX diciptakan untuk menghasikan proyeksi gambar yang lebih besar dengan resolusi yang sangat tinggi. Pada awalnya IMAX ditujukan untuk film-film dokumenter yang membutuhkan kesempurnaan gambar terbaik. Jika seluloid film konvensional berukuran 35mm maka seluloid IMAX berukuran 70mm dan diproyeksikan oleh proyektor khusus IMAX dengan kekuatan lampu tembaknya yang sangat kuat  sehingga menghasilkan grafis dengan kontras dan gradasi warna yang terbaik.
          
IMAX seluloid (15/70 – 15per/ 70mm)

Dikembangkan oleh IMAX Corp pada 1970, menggunakan pita seluloid 70mm yang dijalankan secara horizontal, sehingga lebar pita tersebut merupakan bagian tinggi dari frame. Pada format 70mm lainnya, lebar pita tersebut adalah lebar dari frame gambar. Setiap frame lebarnya 15 perforasi (lubang-lubang pada bagian pinggir pita seluloid). Area gambar pada format IMAX lebarnya 70mm dan tingginya 52mm. Aspect-ratio-nya 1:1,44 (hampir sama dgn aspect ratio TV tabung yg 1:1,33 atau 4:3). Ukuran frame 15/70 hampir sembilan kali frame 35mm. Proyektor IMAX 15/70 menggunakan lampu Xenon 15.000 watt agar dapat menerangi layar berukuran amat-sangat besar.

 
Ini perbandingan seluloid film format konvensional 35mm dan IMAX 70mm.

 

Ini ruang proyektor IMAX yang super besar beserta roll filmnya.
 

Untuk menghasilkan format film IMAX maka diperlukan menggunakan kamera khusus IMAX, yang ukurannya pun besar serta berat dan sangat tidak portable. Kamera inilah yang dijadikan penghasil gambar berformat IMAX. Seluruh film dokumenter IMAX di shoot oleh kamera IMAX ini sehingga menghasilkan gambar yang sangat menakjubkan.
 

Ini adalah Crish Nolan pemain Dark Knight Rises ketika di shoot dengan kamera IMAX,  dari seluruh durasi film hanya 9 menit bagian film yang di ambil dengan kamera IMAX.
 

      Karena alasan tidak praktis dan biaya produksi yang mahal inilah film-film hollywood tidak pernah memakai kamera IMAX untuk shoot keseluruhan filmnya, hanya beberapa adegan saja, biasanya kamera ini digunakan itupun jika memang dirasa perlu menggunakan kamera IMAX jika tidak hanya menggunakan kamera konvensional atau kamera 3D konvensional. Alasan inilah yang menyebabkan sebelum tahun 2000 tidak ada satupun film komersil hollywood yang diproduksi untuk IMAX karena mahal dan tidak praktis.

       Tetapi karena untuk menjawab tuntutan para peggemar cinema maka IMAX meluncurkan teknologi DMR-nya, IMAX DMR (Digital Media remastering) teknologi ini yang memungkinkan film konvensional bisa di conversi ke IMAX format. Dengan teknologi ini, semua film konvensional yang diambil dengan teknik konvensional dengan ukuran gambar seluloid 35mm dapat di konversi menjadi format 70mm IMAX tanpa film tersebut di shoot mmenggunakan kamera IMAX. Studio pertama yang menggunakan teknologi ini untuk mengkonversi format filmnya adalah  Walt Disney Pictures . Dirilis pada Hari Tahun Baru pada tahun 2000, Fantasia 2000 adalah film komersil konvensional pertama yang ditayangkan penuh secara IMAX. Walau sudah bisa menampilkan film konvensional tanpa diproduksi oleh kamera IMAX tetap saja IMAX memiliki masalah, yaitu film konvensional yang berdurasi 1,5 jam - 2,5 jam menjadikan gulugan - gulungan film seluloid IMAX menjadi sangat besar dan sulit ditangani.

IMAX digital system
     Akhirnya pada tahun 2008 IMAX merilis teknologi terbarunya yaitu sistem IMAX Digital, yang menggunakan dua proyektor Digital merk Christie ber-resolusi 2K. Aspect-ratio yang digunakan adalah 1:1,9 (hampir sama dengan TV layar datar, 16:9). Penggunaan dua proyektor dimaksudkan agar dihasilkan intensitas cahaya yang cukup untuk menerangi layar yang ukurannya 2 atau 3 kali ukuran layar bioskop konvensional. 1 proyektor IMAX Digital menggunakan lampu Xenon dengan daya lampu 6.500 watt. Jadi jika teman - teman menoleh kearah jendela ruang proyektor saat maka aka terlihat 2 berkas sinar yang keluar dari dua proyektor yang berbeda untuk menghasilkan film yang teman-teman tonton. Teknologi ini menjawab kesulitan distribusi dan biaya rol-rol film IMAX yang super sangat besar, karena dengan ini film disimpan dalam bentuk digital. Tetapi resolusi menjadi korbannya, film IMAX konvensional seluloid yang awalnya resolusi 4k (4096 x 2731) menjadi 2k (2048 x 1365) jika berformat digital. Ini dikarenakan keterbatasan Computer-Power dan Data Storage yang ada belum mampu menyipan data film yang sangat besar yang mungkin mencapai satuan puluhan bahkan ratusan terrabyte untuk satu film saja.

Inilah bentuk proyektor digital IMAX (sama dengan yang ada di xxi IMAX gancit tampaknya)
 

 

Theater digital IMAX vs Theater konvensional IMAX

           Indonesia boleh berbangga memiliki keduanya saat ini Keong Emas TMII adalah IMAX konvensional milik Indonesia bahkan waktu dibangun (1985) merupakan yang pertama dan terbesar di Asia, konon kabarnya. Sedangkan yang versi digitalnya adalah XXI gandaria city, teater IMAX digital dan terbesar pertama di Indonesia walau ukurannya hanya  20m x 11m dan memuat hanya 391 kursi, masih kalah besar dengan teater konvensional IMAX keong emas yang layarnya berukuran 29,3m x 21,5m dan memuat 930 kursi. Dan teater IMAX dengan layar terbesar di dunia berada di Australia tepatnya "LG IMAX Theatre Sydney" dengan ukuran layar 35.73m × 29.42m.


Dolby® Digital Surround 7.1 with THX certified
 

           THX adalah nama dagang dari standarisasi kualitas audio  tertinggi saat ini untuk bioskop, studio lab, home theter, speaker komputer , konsol game, dan sistem audio mobil.

           THX singkatan dari "Tomlinson Holman's eXperiment" dan diciptakan oleh Holman ketika ia bekerja dengan Lucas film Studios untuk menciptakan standar baru reproduksi audio untuk memastikan kualitas dan keseragaman kualitas di semua sistem teater yang berniat memainkan film mereka. "THX" adalah metode reproduksi suara yang mengikuti aturan ketat untuk menciptakan kualitas suara digital ultra-tinggi dalam sistem audio surround sound. Sistem ini bisa terdapat pada teater profesional atau sistem suara bioskop, sistem home theater sederhana, atau surround sound system untuk PC.
 
            Banyak film dan video game memasang lago standarisasi "THX" untuk membuktikan diri mereka memiliki audio berkualitas tinggi, tapi yang terpenting sebenarnya Sertifikasi THX untuk sistem pengeras suaranya. Karena sound systemlah yang akan menghasilkan suara, kualitas suara THX bukan bergantung kepada format suaranya tapi pada sistem yang mampu mereproduksi suara dengan kualitas THX. Inilah sebabnya mengapa mencari THX Certified surround sound system sering dianggap sebagai  suatu keharusan bagi banyak penggemar home theater dan para pendengar audio yang menginginkan kesempurnaan..
              
                Reproduksi suara Bersertifikat THX tidak mengharuskan audio yang disimpan dalam format tertentu atau khusus, apakah itu  seperti  Dolby Digital atau yang lainnya. Sebaliknya, THX adalah sertifikasi kualitas terbaik suara yang direproduksi, atau "dimainkan" oleh sebuah sistem speaker. THX Certified surround sound system seperti 7,1 atau 5,1 atau bahkan 2,1 multimedia surround sistem home theater sound digunakan untuk memutar suara THX dari komputer, televisi, dan sistem video game.Jadi singkatnya THX adalah jaminan mutu sebuat audio sistem menghasilkan suara dengan kualitas tertinggi...Nah di Indonesia beberapa studio XXI tercatat sudah memiliki standarisasi THX.


Dolby® Surround 7.1

 

        Sedangkan  Dolby® Digtal Surround 7.1 adalah teknologi tata suara terbaru (2010) yang dikembangkan oleh Dolby Laboratories yang akan memberikan para penonton pengalaman menonton film dengan sensasi suara yang seperti aslinya (real surround system). Sistem suara ini menggunakan teknik digital untuk menghasilkan suara yang mana sistem suara ini adalah multi channel yang artinya memiliki banyak channel yg bekerja secara tersingkronisasi untuk memberikan kesan surround system.
Angka 7.1 berarti sistem surround ini memiliki 8 channel suara diamana terdiri dari :
1.Channel Central yang diletakkan lurus didepan penonton.
2.Channel Kiri depan yang diletakan di sebelah kiri depan dengan sudut 22-30 derajat dari sumbu poros penonton.
3.Chanel Kanan depan yang diletakkan di kanan depan dengan sudut  22-30 derajat dari sumbu poros penonton.
4. Channel samping kanan yang diletakan dengan sudut 90-110 derajat dari sumbu penonton.
5. Channel samping kiri yang diletakkan juga dengan sudut 90-110 derajat dari sumbu penonton.
6. Channel kanan belakang yang diletakkan dengan sudut 135-150 derajat dari sumbu penonton
7. Channel kiri belakang yang diletakkan dengan sudut 135-150 derajat dari sumbu penonton.
8. Channel subwoofer yang biasa di letakkan di depan bawah.

Setiap channel bisa terdiri dari banyak speaker atau hanya satu speaker,,tergantung besar dan luasnya sebuah theater atau ruangan bioskopnya, seperti pada bioskop2 XXI terdapat 2-3 speaker untuk setiap channelnya kecuali untuk channel center, kanan depan dan kiri depan serta subwoofer masing menggunakan sebuah speker berukuran besar yg diletakkan di belakang layar sesuai aturan sudut2nya....dan spekernya bermerek JBL Harman Kardon..Artinya...itu adalah speker high end alias harganya super duper mahal dengan kualitas Ultra.
 

     Tidak semua theater XXI menggunakan Dolby® Digtal Surround 7.1 hanya pada theater - theater besarnya saja (biasanya dengan ciri bangku penontonnya terbagi menjadi 3 kolom : kanan, tengah, kiri), jika theater yang hanya mempunyai bangku penonton berbagi menjadi dua kolom (theater kecil) biasanya baru menggunakan Dolby® Digtal Surround 5.1. Kabarnya, XXI akan mengupgrade seluruh studionya dengan Dolby® Digtal Surround 7.1. Begitu juga dengan sertifikasi THX, tidak seluruhnya memiliki sertifikasi. Untuk XXI tercatat hingga saat ini hanya memiliki 9 cabang XXI yang bersertifikat THX itupun tidak pada semua theaternya.

1.Anggrek XXI
Mall Taman Anggrek
Screens: 1-2

2.BSM XXI
Bandung Super Mall
Screens: 1

3.Galaxy XXI
Mall Galaxy Surabaya
Screens: 1

4.Hollywood KC XXI
Jakarta
Screens: 1-2

5.Lippo XXI
Mall Lipo Karawaci
Screens: 1

6.Mega XXI
Mega Mall, Pluit
Screens: 1

7.Puri 21
Mall Puri Indah,Jak-Bar
Screens: 1-2

8.Senayan XXI
Plaza Senayan,
Screens: 1-2,The Premiere

8.Studio XXI
Plaza Indonesia EX
Screens: 1-6

9.Tunjungan XXI
Plaza Tunjungan
Surabaya
Screens: 1









No comments:

Post a Comment

Contact Us

Name

Email *

Message *

Back To Top