Candi Borobudur
adalah candi terbesar peninggalan Abad ke 9. Candi ini terlihat begitu impresif
dan kokoh sehingga terkenal seantero dunia. Peninggalan sejarah yang
bernilai tinggi ini sempat menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia.
Namun
tahukah Anda bahwa seperti halnya pada bangunan purbakala yang lain, Candi
Borobudur tak luput dari misteri mengenai cara pembuatannya? Misteri ini banyak
melahirkan pendapat yang spekulatif hingga kontroversi. Dengan beberapa catatan
dan referensi yang terbatas, saya coba menganalisis dan sedikit menguak tabir
misteri pembuatan candi ini yang ternyata tidak perlu di-misteri-kan!…
Design Candi
Candi Borobudur
memiliki struktur dasar punden berundak, dengan enam pelataran berbentuk bujur
sangkar, tiga pelataran berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupautama sebagai
puncaknya. Selain itu tersebar di semua pelatarannya beberapa stupa. Candi
Borobudur didirikan di atas sebuah bukit atau deretan bukit-bukit kecil yang
memanjang dengan arah Barat-Barat Daya dan Timur-Tenggara dengan ukuran panjang
± 123 m, lebar ± 123 m dan tinggi ± 34.5 m diukur dari permukaan tanah datar di
sekitarnya dengan puncak bukit yang rata.
Candi Borobudur
merupakan tumpukan batu yang diletakkan di atas gundukan tanah sebagai
intinya, sehingga bukan merupakan tumpukan batuan yang masif. Inti tanah juga
sengaja dibuat berundak-undak dan bagian atasnya diratakan untuk meletakkan
batuan candi (Sampurno, 1966).
Candi Borobudur juga
terlihat cukup kompleks dilihat dari bagian-bagian yang dibangun. Terdiri dari
10 tingkat dimana tingkat 1-6 berbentuk persegi dan sisanya bundar. Dinding
candi dipenuhi oleh gambar relief sebanyak 1460 panel. Terdapat 504 arca yang
melengkapi candi.
Material Penyusun Candi
Inti tanah yang berfungsi sebagai tanah dasar atau tanah pondasi
Candi Borobudur dibagi menjadi 2, yaitu tanah urug dan tanah asli pembentuk
bukit. Tanah urug adalah tanah yang sengaja dibuat untuk tujuan pembangunan
Candi Borobudur, disesuaikan dengan bentuk bangunan candi. Menurut
Sampurno Tanah ini ditambahkan di atas tanah asli sebagai pengisi dan
pembentuk morfologi bangunan candi. Tanah urug ini sudah dibuat oleh pendiri
Candi Borobudur, bukan merupakan hasil pekerjaan restorasi. Ketebalan tanah
urug ini tidak seragam walaupun terletak pada lantai yang sama, yaitu antara
0,5-8,5 m.
Batuan penyusun Candi Borobudur berjenis andesit
dengan porositas yang tinggi, kadar porinya sekitar 32%-46%, dan antara lubang pori satu dengan yang
lain tidak berhubungan. Kuat tekannya tergolong rendah jika dibandingkan dengan
kuat tekan batuan sejenis. Dari hasil penelitian Sampurno (1969), diperoleh
kuat tekan minimum sebesar 111 kg/cm2 dan kuat tekan maksimum sebesar 281
kg/cm2. Berat volume batuan antara 1,6-2 t/m3.
Misteri Cara Membangun Candi
Data mengenai candi ini baik dari sisi design, sejarah, dan
falsafah bangunan begitu banyak tersedia. Banyak ahli sejarah dan bangunan
purbakala menulis mengenai keistimewaan candi ini. Namun menyisakan misteri
tentang bagaimana candi ini dibangun.
Hasil penelusuran data baik di buku maupun internet, tidak ada
satupun yang sedikit mengungkapkan mengenai misteri cara pembangunan candi.
Satu-satunya informasi adalah tulisan mengenai sosok Edward Leedskalnin yang
aneh dan misterius. Dia mengatakan
“Saya telah menemukan rahasia-rahasia piramida dan bagaimana cara
orang Mesir purba, Peru , Yucatan dan Asia (Candi
Borobudur) mengangkat batu yang beratnya berton-ton hanya dengan peralatan yang
primitif.”
Edward adalah orang yang membangun Coral Castle
yang terkenal. Beberapa orang lalu memperkirakan bagaimana cara kerja dia untuk
mengungkap misteri tentang pengetahuan dia bagaimana bangunan purba dibangun.
Berikut pendapat beberapa orang dan ahli mengenai cara Edward membangun Coral Castle :
§
Ada yang mengatakan bahwa ia mungkin telah berhasil menemukan
rahasia para
arsitek masa purba yang
membangun monumen seperti piramida dan Stonehenge .
§
Ada yang mengatakan mungkin Edward menggunakan
semacam peralatan anti gravitasi untuk membangun Coral Castle .
§
David
Hatcher Childress, penulis buku Anty Gravity and The World Grid, memiliki teori
yang menarik. Menurutnya wilayah Florida Selatan yang menjadi lokasi Coral Castle
memiliki diamagnetik kuat yang bisa membuat sebuah objek melayang. Apalagi
wilayah Florida
selatan masih dianggap sebagai bagian dari segitiga bermuda. David percaya bahwa Edward Leedskalnin menggunakan
prinsip diamagnetik jaring bumi yang memampukannya mengangkat batu besar dengan
menggunakan pusat massa .
David juga merujuk pada buku catatan Edward yang ditemukan yang memang
menunjukkan adanya skema-skema magnetik dan eksperimen listrik di dalamnya.
Walaupun pernyataan David berbau sains, namun prinsip-prinsip esoterik masih
terlihat jelas di dalamnya.
§
Penulis
lain bernama Ray Stoner juga mendukung teori ini. Ia bahkan percaya kalau
Edward memindahkan Coral Castle ke Homestead
karena ia menyadari adanya kesalahan perhitungan matematika dalam penentuan
lokasi Coral Castle . Jadi ia memindahkannya ke
wilayah yang memiliki keuntungan dalam segi kekuatan magnetik.
Akhirnya didapat foto
yang berhasil diambil pada waktu Edward mengerjakan Coral Castle
menunjukkan bahwa ia menggunakan cara yang sama yang digunakan oleh para
pekerja modern, yaitu menggunakan prinsip yang disebut block and tackle.
§
Bentuk
bangunan. Candi ini berbentuk tapak persegi ukuran panjang ± 123 m, lebar ± 123
m dan tinggi ± 42 m. Luas 15.129 m2.
§
Volume
material utama. Material utama candi ini adalah batuan andesit berporositas
tinggi dengan berat jenis 1,6-2,0 t/m3. Diperkirakan terdapat 55.000 m3 batu
pembentuk candi atau sekitar 2 juta batuan dengan ukuran batuan berkisar 25 x
10 x 15 cm. Berat per potongan batu sekitar 7,5 – 10 kg.
§
Konstruksi
bangunan. Candi Borobudur merupakan tumpukan batu yang diletakkan di atas
gundukan tanah sebagai intinya, sehingga bukan merupakan tumpukan batuan yang
masif. Inti tanah juga sengaja dibuat berundak-undak dan bagian atasnya
diratakan untuk meletakkan batuan candi.
§
Setiap
batu disambung tanpa menggunakan semen atau perekat. Batu-batu ini hanya
disambung berdasarkan pola dan ditumpuk
§
Semua
batu tersebut diambil dari sungai di sekitar Candi Borobudur.
§
Candi
Borobudur merupakan bangunan yang kompleks dilihat dari bagian-bagian yang
dibangun. Terdiri dari 10 tingkat dimana tingkat 1-6 berbentuk persegi dan
sisanya bundar. Dinding candi dipenuhi oleh gambar relief sebanyak 1460 panel.
Terdapat 505 arca yang melengkapi candi
§
Teknologi
yang tersedia. Pada saat itu belum ada teknologi angkat dan pemindahan material
berat yang memadai. Diperkirakan menggunakan metode mekanik sederhana.
§
Perkiraan
jangka waktu pelaksanaan. Tidak ada informasi yang akurat. Namun beberapa sumber
menyebutkan bahwa Candi Borobudur dibangun mulai 824 M – 847 M. Ada referensi lain yang
menyebut bahwa candi dibangun dari 750 M hingga 842 M atau 92 tahun.
§
Pembangunan
candi dilakukan bertahap. Pada awalnya dibangun tata susun bertingkat.
Sepertinya dirancang sebagai piramida berundak. tetapi kemudian diubah. Sebagai
bukti ada tata susun yang dibongkar. Tahap kedua, pondasi Borobudur diperlebar, ditambah dengan dua undak persegi
dan satu undak lingkaran yang langsung diberikan stupa induk besar. Tahap ketiga,
undak atas lingkaran dengan stupa induk besar dibongkar dan dihilangkan dan
diganti tiga undak lingkaran. Stupa-stupa dibangun pada puncak undak-undak ini
dengan satu stupa besar di tengahnya.Tahap keempat, ada perubahan kecil, yakni
pembuatan relief perubahan pada tangga dan pembuatan lengkung di atas pintu.
§
Suatu
hal yang unik, bahwa candi ini ternyata memiliki arsitektur dengan format
menarik atau terstruktur secara matematika. setiap bagain kaki, badan dan
kepala candi selalu memiliki perbandingan 4:6:9. Penempatan-penempatan stupanya
juga memiliki makna tersendiri, ditambah lagi adanya bagian relief yang
diperkirakan berkatian dengan astronomi menjadikan borobudur memang merupakan
bukti sejarah yang menarik untuk di amati.
§
Jumlah
stupa di tingkat Arupadhatu (stupa puncak tidak di hitung) adalah: 32, 24, 26
yang memiliki perbandingan yang teratur, yaitu 4:3:2, dan semuanya habis dibagi
8. Ukuran tinggi stupa di tiga tingkat tsb. Adalah: 1,9m; 1,8m; masing-masing
bebeda 10 cm. Begitu juga diameter dari stupa-stupa tersebut, mempunyai ukuran
tepat sama pula dengan tingginya : 1,9m; 1,8m; 1,7m.
§
Beberapa
bilangan di borobudur, bila dijumlahkan angka-angkanya akan berakhir menjadi
angka 1 kembali. Diduga bahwa itu memang dibuat demikian yang dapat ditafsirkan
: angka 1 melambangkan ke-Esaan Sang Adhi Buddha. Jumlah tingkatan Borobudur adalah 10, angka-angka dalam 10 bila
dijumlahkan hasilnya : 1 + 0 = 1. Jumlah stupa di Arupadhatu yang didalamnya
ada patung-patungnya ada : 32 + 24 + 16 + 1 = 73, angka 73 bila dijumlahkan
hasilnya: 10 dan seperti diatas 1 + 0 = 10. Jumlah patung-patung di Borobudur
seluruhnya ada 505 buah. Bila angka-angka didalamnya dijumlahkan, hasilnya 5 +
0 + 5 = 10 dan juga seperti diatas 1 + 0 = 1.
Melihat data-data di atas, tentunya masih bersifat perkiraan,
saya mencoba memberikan beberapa analisa yang mudah-mudahan dapat dikomentari
sebagai usaha kita menguak misteri yang ada sebagai berikut:
1.
Dari data yang ada disebutkan bahwa ukuran batu candi adalah sekitar 25 x 10 x
15 cm dengan berat jenis batu adalah 1,6 – 2 ton/m3, ini berarti berat per
potongan batu hanya sekitar maksimum 7.5 kg (untuk berat jenis 2 t/m3). Potongan
batu ternyata sangat ringan. Untuk batuan seberat itu, rasanya
tidak perlu teknologi apapun. Masalah yang mungkin muncul adalah medan miring yang harus
ditempuh. Medan
miring secara fisika membuat beban seolah-olah menjadi lebih berat. Hal ini
karena penguraian gaya
menyebabkan ada beban horizontal sejajar kemiringan yang harus dipikul. Namun
dengan melihat kenyataan bahwa berat per potongan batu adalah hanya 7.5 kg,
rasanya masalah medan
miring yang beundak-undak tidak perlu dipermasalahkan. Kesimpulannya adalahproses pengangkutan potongan batu dapat dilakukan dengan mudah dan
tidak perlu teknologi apapun.
2.
Sumber material batu diambil dari sungai sekitar candi. Hal ini berarti jarak
antara quarry dan site sangat dekat. Walaupun jumlahnya mencapai 2.000.000
potongan, namun ringannya material tiap potong batu dan dekatnya jarak angkut,
hal ini berartiproses pengangkutan pun dapat
dilakukan dengan mudah tanpa
perlu teknologi tertentu.
3. Candi dibangun dalam jangka waktu
yang cukup lama. Ada
yang mengatakan 23 tahun ada juga yang mengatakan 92 tahun. Jika
berasumsi paling cepat 23 tahun. Mari kita berhitung soal produktifitas
pemasangan batu. Jika persiapan lahan dan material awal adalah 2 tahun, maka
masa pemasangan batu adalah 21 tahun atau 7665 hari. Terdapat 2 juta potong
batu. Produktifitas pemasangan batu adalah 2000000/7665 = 261 batu/hari.Produktifitas ini rasanya sangat kecil. Tidak perlu cara apapun untuk
menghasilkan produktifitas yang kecil tersebut. Apalagi menggunakan data durasi
pelaksanaan yang lebih lama.
4. Lamanya proses pembuatan candi dapat
disebabkan ada perubahan-perubahan design yang dilakukan selama pelaksanaannya.
Hal ini mungkin dikeranakan adanya pergantian penguasa (raja) selama proses
pembangunan candi.
5. Borobudur dilihat secara fisik begitu
impresif. Memiliki 10 lantai dengan bentuk persegi dan lingkaran. Memiliki
relief sepanjang dinding dan arca dalam jumlah yang banyak. Candi ini begitu
memperhatikan falsafah yang terkandung dalam ukuran-ukurannya. Hal ini
membuktikan bahwa Candi dibangun dengan konsep design yang cukup baik.
6. Candi Borobudur adalah Candi
terbesar. Candi Borobudur juga terlihat kompleks dilihat dari design
arsitekturalnya Terdiri dari 10 tingkat dimana tingkat 1-6 berbentuk persegi
dan sisanya bundar. Dinding candi dipenuhi oleh gambar relief sebanyak 1460
panel. Terdapat 504 arca yang melengkapi candi. Ini jelas bukan pekerjaan
design dan pelaksanaan yang gampang. Kesimpulannya candi Borobudur
yang bernilai dari sisi design baik teknik sipil maupun seni arsitektur
membutuhkan perencanaan dan pengelolaan yang matang dari aspek design maupun
cara pelaksanaannya. Saya berkesimpulan Candi ini dibangun
dengan manajemen proyek yang sudah cukup baik.
Kesimpulan-kesimpulan di atas akhirnya membawa saya pada suatu
kesimpulan umum bahwa Candi Borobudur berbeda
dengan bangunan pubakala lainnya yang dipenuhi misteri dan mistis. Candi ini
lebih dapat dijelaskan dengan konsep fisika sederhana. Cara membangun candi ini
bukanlah suatu hal yang dianggap misteri apalagi mistis.
Candi ini lebih bernilai dan
terkenal bukan pada misteri-misteri yang berserakan, tapi candi ini memiliki
nilai design Aristektur dan Teknik Sipil serta kemampuan Manajemen Proyek yang
tinggi yang menunjukkan kemajuan pemikiran para pendahulu bangsa kita. Kita
patut bangga!!!
No comments:
Post a Comment