Macan Tutul
Jawa atau dalam bahasa latin disebut Panthera pardus melas menjadi kucing besar
terakhir yang tersisa di pulau Jawa setelah punahnya Harimau Jawa. Macan Tutul Jawa (Java Leopard) merupakan satu dari sembilan subspesies Macan Tutul (Panthera pardus) di dunia yang merupakan satwa endemik pulau Jawa.
Hewan langka yang dilindungi ini menjadi
satwa identitas provinsi Jawa Barat.
Macan Tutul
Jawa (Panthera pardus melas) yang
dimasukkan dalam status konservasi “Critically Endangered” ini mempunyai dua
variasi yaitu Macan Tutul berwarna terang dan Macan Tutul berwarna hitam yang
biasa disebut dengan Macan Kumbang. Meskipun berwarna berbeda, kedua kucing
besar ini adalah subspesies yang sama.
Ciri-ciri Macan Tutul Jawa.
Dibandingkan
subspesies macan tutul lainnya, Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) mempunyai ukuran relatif kecil. Panjang
tubuh berkisar antara 90 – 150 cm dengan tinggi 60 – 95 cm. Bobot badannya
berkisar 40 – 60 kg.
Subspesies
Macan Tutul yang menjadi satwa endemik pulau Jawa ini mempunyai khas warna
bertutul-tutul di sekujur tubuhnya. Pada umumnya bulunya berwarna kuning
kecoklatan dengan bintik-bintik berwarna hitam. Bintik hitam di kepalanya
berukuran lebih kecil. Macan Tutul Jawa betina serupa, dan berukuran lebih
kecil dari jantan.
Macan Tutul
Jawa (Panthera pardus melas)
sebagaimana macan tutul lainnya adalah binatang nokturnal yang lebih aktif di
malam hari. Kucing besar ini termasuk salah satu binatang yang pandai memanjat
dan berenang.
Macan Tutul
Jawa adalah binatang karnivora yang memangsa buruannya seperti kijang, monyet
ekor panjang, babi hutan, kancil dan owa jawa, landak jawa, surili dan lutung
hitam. Kucing besar ini juga mampu menyeret dan membawa hasil buruannya ke atas
pohon yang terkadang bobot mangsa melebih ukuran tubuhnya. Perilaku ini selain
untuk menghindari kehilangan mangsa hasil buruan, selain itu juga untuk
penyimpanan persediaan makanan.
Meskipun
masa hidup di alam belum banyak diketahui tetapi di penangkaran, Macan tutul
dapat hidup hingga 21-23 tahun. Macan tutul yang hidup dalam teritorial (ruang
gerak) berkisar 5 – 15 km2. Bersifat soliter, tetapi pada saat tertentu seperti
berpasangan dan pengasuhan anak, macan tutul dapat hidup berkelompok. Macan
tutul jantan akan berkelana mencari pasangan dalam teritorinya masing-masing,
di mana tiap daerah tersebut ditandai dengan cakaran di batang kayu, urine
maupun kotorannya.
Macan tutul
betina umumya memiliki anak lebih kurang 2-6 ekor setiap kelahiran dengan masa
kehamilan lebih kurang 110 hari. Menjadi dewasa pada usia 3-4 tahun. Anak macan
tutul akan tetap bersama induknya hingga berumur 18-24 bulan. Dalam pola
pengasuhan anak, kadang-kadang macan tutul jantan membantu dalam hal pengasuhan
anak.
Macan
Kumbang Adalah Macan Tutul. Meskipun mempunyai warna tubuh yang berbeda, hitam,
namun Macan Kumbang pun subspesies yang sama dengan Macan Tutul. Variasi warna
tubuh tersebut bukanlah menjadikan macan tutul yang bertubuh hitam tersebut
adalah subspesies yang lain, tetapi sesungguhnya sub spesies yang sama.
Terbukti keduanya dapat kawin dan menghasilkan keturunan yang berwarna tutul
dan berwarna hitam.
Macan Tutul
Jawa berbulu hitam biasa disebut Macan Kumbang
Warna pada
Macan Kumbang tidaklah sepenuhnya hitam. Ada tutul-tutul yang berwarna lebih
gelap dibandingkan warna dasar. Macan tutul hitam (Macan Kumbang) selain
menjadi varian dari Macan Tutul Jawa juga banyak dijumpai pada Macan Tutul di
India. Para ahli menduga perbedaan warna tersebut disebabkan oleh pigmen
melanistik.
Konservasi Macan Tutul Jawa.
Kucing besar
ini termasuk satwa yang dilindungi dari kepunahan di Indonesia berdasarkan UU
No.5 tahun 1990 dan PP No.7 tahun 1999. Oleh IUCN Red list, Macan Tutul Jawa (Panthera padus melas) digolongkan dalam
status konservasi “Kritis” (Critically
Endangered). Selain itu juga masuk dalam dalam CITES Apendik I yang berarti
tidak boleh diperdagangkan.
Jumlah
populasi Macan Tutul Jawa tidak diketahui dengan pasti. Data dari IUCN Redlist
memperkirakan populasinya di bawah 250 ekor (2008) walaupun oleh beberapa
instansi dalam negeri terkadang mengklaim jumlahnya masih di atas 500-an ekor.
Populasi
Macan Tutul Jawa ini tersebar di beberapa wilayah yang berbeda seperti di Taman
Nasional (TN) Ujung Kulon, TN. Gunung Halimun Salak, TN. Gunung Gede, Hutan
Lindung Petungkriyono Pekalongan, dan TN. Meru Betiri Jawa Timur.
Subspesies
Macan Tutul. Di seluruh dunia terdapat 9 subspesies Macan Tutul. Selain Macan
Tutul Jawa (Panthera padus melas) yang endemik pulau Jawa terdapat 8 subspesies
lainnya yaitu;
Panthera pardus pardus : Afrika
Panthera pardus nimr : Arab
Panthera pardus saxicolor : Asia Tengah
Panthera pardus kotiya : Sri Lanka
Panthera pardus fusca : India
Panthera pardus delacourii : Asia Selatan dan China bagian
selatan
Panthera pardus japonensis : China bagian utara
Panthera pardus orientalis : Rusia, Korea dan China bagian
tenggara
Harimau Jawa
dan Harimau Bali kini telah tinggal belangnya saja.
Apakah kita
rela jika Macan Tutul Jawa yang menjadi kucing besar terakhir yang tersisa di
pulau Jawa ini ikut-ikutan punah dan hanya meninggalkan “tutulnya” saja hanya
karena kekurangpedulian kita?...
Klasifikasi
Ilmiah.
Kerajaan:
Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Mammalia; Ordo: Carnivora; Famili: Felidae;
Genus: Panthera; Spesies: Panthera. pardus; Subspesies: Panthera pardus melas.
Nama trinomial Panthera pardus melas (Cuvier, 1809)
No comments:
Post a Comment