Para empu di Jawa sejak abad
12-13 diyakini telah menggunakan meteor sebagai bahan pembuat keris, tombak,
dan pedang. Dipilihnya meteor oleh para empu keris, disebabkan di dalam meteor
mengandung unsur titanium.
Menurut Kanjeng Benny Hatmantoro, senior perkerisan dari Forum Bawa Rasa Tosan
Aji Soedjatmoko Surakarta, tiga orang sarjana fisika nuklir Badan Tenaga Atom
Nasional (BATAN) Yogyakarta yakni Haryono Arumbinang MSc, Dr Sudyartomo Suntono
dan Dr Budi Santoso mengadakan penelitian tentang kandungan logam pada pusaka
Jawa. Penelitian dilakukan dengan metode dan peralatan mutakhir.
Dari penelitian tersebut bahan meteor dalam hal ini titanium yang paling banyak
adalah keris-keris di era Mataram Sultan Agung sekitar abad ke-16.
Benny menjelaskan, penelitian lain yang dilakukan oleh Prof Dr Ir Mardjono
Siswosuwarno yang juga dosen Materialis Engineering (Teknik Material) Institut
Teknologi Bandung cukup menguatkan bahan
baku
keris khususnya di era Majapahit dan Mataram Sultan Agung adalah banyak
menggunakan bahan meteor.
Pertanyaan besarnya adalah dari mana para empu-empu mendapatkan meteor sebagai
bahan material keris, tombak dan pedang. "
Para
empu jaman dulu suka melekan (tirakatan) dan banyak melihat langit, di saat ada
batu meteor jatuh maka mereka memburunya pencarian melalui metode penyelarasan
dengan alam/ transformasi alam. Metode meditasi atau lelaku bagi para empu di
Jawa adalah suatu metode konvensional untuk mendeteksi dan memilih logam,"
ujar Benny.
Menurut dia, langkah itu dilakukan karena mereka meyakini selain memiliki
kandungan yang hebat, bahan dari langit tersebut memiliki kekuatan alam yang
luar biasa.
Sebagai pakar keris, beberapa kenalan Benny banyak yang melakukan uji coba
pembuatan keris kamardikan (keris baru) dengan uji coba meteor yang dibeli dari
daerah Nantan
Thailand.
"Teman- teman saat ini juga melakukan penelitian dan membuat langsung dari
bahan-bahan meteor untuk digunakan sebagai bahan pembuatan pusaka. Sebab saat
ini banyak meteor yang diperjualbelikan meski harganya lumayan mahal,"
tambahnya.
Benny menjelaskan empu Keris di Jawa zaman dahulu memiliki kelebihan sudah bisa
memilih dan serta menentukan 19 jenis logam terbaik sebagai bahan untuk dibuat
keris dan 17 jenis besi yang kurang baik sebagai bahan membuat keris.
Para empu diyakini tidak sulit mencari batu
meteor mengingat Jawa tercatat sering kejatuhan meteor. Dalam Catalogue of
Meteorites dijelaskan, pernah jatuh meteorit Jatipengilon di Alastoewa, Madiun
pada 19 Maret 1884. Berat meteor Jatipengilon mencapai 166 kg. Saat jatuh,
meteor Jatipengilon melesak tiga meter ke dalam bumi.
Dari data Javier de la Torre, cofounder Vizzuality dan CartoDB, didapat peta
intensitas jatuhnya meteor di bumi. Dari peta tersebut terlihat Pulau Jawa
kerap menjadi lokasi jatuhnya meteor.
No comments:
Post a Comment